Bisnis.com, JAKARTA- Quantum Power Asia Pte Ltd, pengembang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala utilitas pertama di Indonesia, menyatakan niatnya untuk mengembangkan dan mendanai proyek-proyek PLTS berskala besar untuk mengalirkan listrik ibu kota Indonesia.
Hal ini diungkapkan saat pelaksanaan Misi Bisnis Singapura ke Nusantara. Kunjungan investasi bisnis ke lokasi ibu kota baru Indonesia ini merupakan kolaborasi antara berbagai lembaga di Indonesia dan Singapura yang diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan para pemimpin kedua negara pada bulan Maret lalu.
Para peserta adalah sekelompok perusahaan regional dan global terpilih yang bergerak di bidang energi, transportasi, logistik, properti kesehatan, dan keuangan.
Managing Director dan CEO Quantum, Simon G. Bell, mengkonfirmasi kesediaan Quantum untuk mendukung pembangunan ibu kota baru Indonesia kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.
Quantum mendukung ambisi Nusantara untuk menjadi kota net zero emission pada tahun 2045. Masuknya proyek PLTS berskala besar untuk Nusantara akan meningkatkan besarnya proyek aktif Quantum di Indonesia menjadi lebih dari 5 GWp yang akan mendatangkan investasi modal langsung sebesar US$ 7 miliar ke Indonesia.
Simon G. Bell, CEO Quantum Power Asia menyatakan komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun Nusantara secara nyata terlihat dari kunjungan rombongan tersebut.
Baca Juga
“Kami menyediakan diri untuk menjadi katalis untuk transisi energi bersih di Indonesia, mulai dari menghijaukan rantai pasokan nikel di Indonesia Morowali Industrial Park [IMIP] di Sulawesi hingga mengurangi emisi karbon di sector pertambangan. Seluruh aktivitas ini kami lakukan karena kami berpegang teguh pada komitmen kami ini,” ungkap Simon, dikutip dari siaran pers pada Senin (5/6/2023).
Pada tahun sebelumnya, Quantum telah menandatangani binding term sheet dengan Nickel Industries Limited untuk memasok smelter mereka dengan tenaga surya sebesar 500 MW sebagai tahap pertama program 1 GW yang lebih besar.
Quantum juga sedang mengembangkan proyek PLTS 3,5 GWp dengan kapasitas baterai 12 GWh yang akan dibangun di Indonesia dengan investasi modal langsung sebesar US$ 6 miliar. Jika disetujui, proyek ini akan memasok listrik ke masyarakat lokal di Kepulauan Riau dan kelebihan energi bersih yang dihasilkan akan diekspor ke Singapura.
Sebagai bagian tak terpisahkan dari proyek ini, Quantum dan mitra usaha patungannya, ib vogt, sedang mempersiapkan pembangunan pabrik manufaktur panel Solar Photovoltaic (PV) surya berkapasitas 1 GW di Indonesia yang memenuhi syarat TKDN.
Sejalan dengan prinsipnya Quantum yaitu Indonesia First, beserta mitra nya, ib vogt, juga berkomitmen untuk membeli minimal 1 GWp panel surya buatan Indonesia setiap tahunnya selama minimal tiga tahun. Komitmen awal untuk membeli panel surya buatan Indonesia dapat ditingkatkan setelah pembangkit listrik tenaga surya di Nusantara berhasil dikembangkan.
Proyek ekspor listrik bersih Singapura merupakan faktor pendorong utama bagi Anantara, sebuah joint venture yang didirikan oleh Quantum dan ib vogt, untuk membuat komitmen dalam mempercepat produksi PV surya berskala besar dengan produk berstandar internasional di Indonesia.
Kedua perusahaan juga telah menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya kualitas, biaya, dan kemajuan teknologi panel buatan Indonesia yang menjadi kompetitif secara global, para mitra juga akan membeli panel buatan Indonesia untuk proyek-proyek internasional mereka di negara lain.
Proyek ekspor Anantara akan membuka jalan bagi pabrik manufaktur panel PV surya skala GW pertama dari merek tier 1 untuk dibangun di Indonesia dan menciptakan efek bola salju untuk perluasan manufaktur panel PV surya kelas dunia di Indonesia.