Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing tercatat melakukan aksi jual di pasar saham China sepanjang Mei 2023. Aksi jual ditenggarai karena permintaan domestik yang lesu dan ekspektasi laba perusahaan yang lemah.
Mengutip pemberitaan Reuters, dikutip Minggu (4/6/2023) tercatat investor asing menjual sahamnya hingga senilai US$1,71 miliar pada Mei 2023. Nilai ini melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan aksi jual sepanjang April 2023 yang mencapai US$659 juta.
Aksi keluar teratur ini membuat capaian pada Januari 2023 yakni banjir investasi saham sebesar US$29,92 miliar perlahan melemah. Kala itu, asing masuk seiring ekpektasi tinggi setelahh China membuka kembali ekonominya atas dunia.
Setelah direkapitulasi, aksi jual sepanjang Februari hingga Mei 2023 belum membuat China defisit. Tercatat net buy sepanjang tahun berjalan mencapai US$25,05 miliar. Nilai ini jauh di atas capaian periode yang sama tahun lalu dimana net buy baru sekitar US$6,36 miliar.
Direktur investasi senior ekuitas Asia di abrdn, Pruksa Iamthongthong, mengatakan bahwa kepercayaan antara konsumen dan investor tidak pulih secepat dari apa yang diharapkan di pasar.
"Kami pikir ekonomi akan membutuhkan waktu untuk pulih, dan kami akan melihat periode penghindaran risiko dalam jangka pendek sebagai respons terhadap risiko seputar aktivitas yang melambat dengan latar belakang potensi resesi global." jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, investor juga menghindari risiko bank sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga untuk melawan tekanan inflasi.
Manajer Portofolio Investasi untuk Ekuitas Asia di M&G Investments, Vikas Pershad juga mengatakan premi risiko pasar China meningkat akibat pengawasan regulasi yang lebih ketat terhadap berbagai sektor di China.
Pershad juga berpendapat bahwa Investor membutuhkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengalokasikan lebih banyak modal ke pasar tersebut dan lainnya di 2023.
"Sepertinya investor asing telah melakukan penjualan karena data ekonomi jangka pendek yang kurang memuaskan, dan mungkin juga karena ada peluang investasi yang tersedia bagi investor dengan mandat yang lebih luas (pan-Asia atau global)," ucap Pershad.