Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Susu Greenfields, Manfaatkan Cangkang Sawit sebagai Energi Alternatif

Greenfields menggunakan cangkang sawit sebagai sumber energi untuk peralatan pemanas hingga menggerakkan PLTS Atap.
Pabrik susu Greenfield yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif/Bisnis-Widya Islamiati
Pabrik susu Greenfield yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif/Bisnis-Widya Islamiati

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen susu PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields Indonesia) memproduksi susu sapi segar dalam negeri (SSDN) dan sejumlah produk turunan susu lainnya di pabrik dengan teknologi ramah lingkungan.

Head of Manufacturing PT Greenfields Indonesia Darmanto Setiawan menuturkan pabrik Greenfields dilengkapi dengan solar panel untuk menghasilkan listrik tenaga matahari serta menggunakan cangkang sawit dan kemiri untuk proses pemanasan susu.

Pabrik tersebut memiliki luas total 71.788 M² ini dilengkapi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di seluruh bangunan dengan luas 24.000 M² dan menghasilkan listrik 1.640 Kilo Watt puncak.

“Pabrik ini sekitar 24.000 M² semuanya dipasang solar panel namun ada beberapa jeda jarak pemasangan untuk jalan, cahaya dan pemanas. Panelnya totalnya kurang hapal namun kapasitas 1.640 KW peak,” tutur Darmanto kepada Bisnis di sela-sela kunjungan pabrik Greenfields, Malang, Jawa Timur pada Selasa (30/5/2023).

Dengan daya listrik 1.640 KW puncak, Darmanto menjelaskan daya tersebut bisa digunakan hingga menunjang penggunaan listrik sebanyak 60 persen pada saat proses produksi di siang hari. 

Pihaknya lantas menggunakan daya listrik tersebut untuk operasional pabrik, bahkan proses produksi yang menggunakan mesin. Meskipun jika dikalkulasi dengan penggunaan listrik malam hari, listrik yang dihasilkan PLTS atap hanya akan membantu sekitar 16-17 persen dari total konsumsi daya pabrik. 

“Jadi pada saat siang menghasilkan listrik untuk semua, termasuk mesin, pada saat peak atau siang membantu bisa sampai 60 persen. Tapi kalau malam karena tidak ada matahari jadi secara total membantu 16-17 persen, tergantung kondisi cahaya matahari,” jelas Darmanto.

Pabrik ini menurutnya memang beroperasi selama 24 jam tanpa henti dikarenakan produksi susu dari peternakan yang juga tidak bisa dihentikan. Dengan demikian, penggunaan listrik di pabrik ini juga sepanjang waktu.

Tidak hanya penggunaan PLTS Atap, Darmanto menyebutkan pihaknya juga memilih cangkang sawit dan kemiri untuk bahan bakar selama proses pemanasan yang biasanya dilakukan pabrik susu untuk proses pasteurisasi.

“Selain solar panel kita boilernya pake cangkang kelapa sawit sama cangkang kemiri, itu untuk proses pasteurisasi kemudian UHT itu kan dipanaskan, pemanasnya kita gak pakai minyak atau gas,” tambah Darmanto.

Meskipun pihaknya harus merogoh kocek yang lebih dalam hingga 4-5 persen dibandingkan dengan menggunakan gas ataupun solar, tetapi Greenfield memilih sumber energi alternatif ini. Alasannya, selain ramah lingkungan, perusahaan diuntungkan dengan pemangkasan ongkos produksi hingga 50 persen dengan penggunaan cangkang kelapa sawit dan cangkang kemiri ini.

Hal ini dikarenakan cangkang kelapa sawit dan cangkang kemiri ini menurutnya bisa digunakan berulang kali atau renewable.

“Biaya operasionalnya lebih murah sampai 50 persen daripada pakai gas, karena renewable ya bisa dipakai ulang, meskipun di awal penggunaan memang investasinya lebih tinggi 4-5 kali lipat dibandingkan gas atau solar ditambah membutuhkan tempat penyimpanan yang luas,” jelas Darmanto.

Bangunan pabrik Greenfields sendiri tak ubahnya seperti pabrik-pabrik pada umumnya, didominasi dengan warna putih, warna abu-abu perak juga mesin-mesin besar yang tengah beroperasi.

Di bagian awal, tim Bisnis diperlihatkan oleh adanya ruang isolasi yang disebut sebagai ruang laboratorium. Setiap 15 menit sekali, produk yang sudah diproduksi akan diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium ini. 

Dari luas area yang mencapai 71.788 M², Greenfields hanya mempekerjakan sebanyak 393 orang saja di area pabrik ini. Hal ini terlihat saat memasuki pabrik, hanya segelintir orang yang berada di bagian produksi. 

Di antara mesin-mesin yang tinggi menjulang, satu dua orang pekerja dengan pakaian alat pelindung diri (APD) tertutup dari ujung kepala ke ujung rambut sedang mengontrol jalannya produksi.

Darmanto menyebutkan pihaknya memang tidak membiarkan banyak orang bekerja di dalam pabrik, proses produksi susu ataupun produk turunan susu di pabrik ini pun tidak disentuh oleh tangan sama sekali, bahkan dari sejak pemerahan dari sapi.

Lantaran pemerahan juga dilakukan dengan mesin. “Proses produksi ini tidak ada sedikitpun tangan manusia menyentuh produk ya, malah dari pemerahan juga ya,” tutur Darmanto.

Pabrik Greenfields sendiri memproduksi sebanyak 97.000 ton produk susu segar dalam negeri  setiap tahunnya, yang terdiri dari 45.000 ton produk susu segar atau fresh milk, 40.000 susu UHT, dan sisanya produk turunan susu seperti keju dan yogurt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper