Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom BCA (BBCA): Pemilu Serentak Berdampak Positif ke Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Bank BCA (BBCA), pemilu serentak yang mencakup pemilihan presiden, legislatif, dan pilkada bisa menambah pertumbuhan ekonomi, terutama pada 2024.
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara oleh KPU di Denpasar, Bali. Bank BCA (BBCA) menilai bahwa pelaksanaan pemilu akan memberikan tambahan pertumbuhan ekonomi, terutama pada 2024.
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara oleh KPU di Denpasar, Bali. Bank BCA (BBCA) menilai bahwa pelaksanaan pemilu akan memberikan tambahan pertumbuhan ekonomi, terutama pada 2024.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. atau Bank BCA (BBCA) menilai bahwa pelaksanaan pemilu serentak, baik pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah, dan pemilihan legislatif bisa menyumbang tambahan pertumbuhan ekonomi hingga tiga kali lipat dari gelaran pemilu pada umumnya, terutama pada 2024.

Kepala Ekonom Bank BCA David E. Sumual menjelaskan bahwa gelaran pemilihan umum atau pemilu memiliki efek berganda yang cukup besar. Partai maupun peserta pemilu akan melakukan berbagai belanja saat gelaran kampanye sehingga memutar roda perekonomian.

Dari sisi konsumsi, belanja terkait pakaian, makanan dan minuman, logistik, serta transportasi cenderung mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada masa pemilu. Perputaran uang itu akan tersebar di masyarakat karena kampanye dan pemilu berlangsung di banyak wilayah.

Bank BCA (BBCA) memperkirakan bahwa gelaran pemilu akan menyumbang sekitar 0,15 persen—0,2 persen dari baseline pertumbuhan ekonomi. Namun, tambahan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi itu bisa meningkat hingga tiga kali lipat pada 2024 karena pelaksanaan pemilu serentak.

"Karena pada 2024 ada kemungkinan pemilu bisa sampai tiga kali, pemilu presiden, legislatif, pemilu putaran kedua untuk presiden, juga ada pemilu pilkada. Jadi baru kali ini daya dorong dari sisi kegiatan politik cukup besar, sebelumnya kita belum pernah mengalami kemungkinan [pemilu] sampai tiga kali," ujar David dalam Taklimat Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Kerap terdapat pandangan bahwa pertumbuhan investasi akan melambat pada tahun politik. Namun, menurut David, investor akan tetap percaya diri jika kondisinya sudah dapat diperkirakan atau cenderung kondusif, apalagi saat ini kinerja nilai tukar rupiah cukup positif.

"Misalnya investor melihat bahwa kondisinya itu sudah bisa diperkirakan, ya mereka sudah masuk duluan, jadi mereka enggak mau ketinggalan. Itu kita lihat di bursa," ujar David.

Menurutnya, pemerintah dapat menjadikan stabilitas ekonomi sebagai pemikat agar investor tetap masuk ke Indonesia pada tahun politik. Stabilitas politik pada masa transisi pemerintahan pun dapat menjaga kredibilitas Indonesia di mata investor, baik domestik maupun asing.

"Tidak seperti di negara lain setelah pemilu suka berantem bahkan perang, kalau kita bergabung, sinergi. Ini juga yang berkontribusi positif buat ekonomi kita," ujar ekonom Bank BCA (BBCA) tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper