Bisnis.com, JAKARTA - Direksi baru PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menyampaikan klarifikasi terkait batalnya penerapan uji coba transaksi jalan tol nontunai tanpa sentuh (nirsentuh) atau multi lane free flow (MLFF) yang rencananya akan dilakukan di Bali pada 1 Juni 2023.
Direktur PT Roatex Indonesia, Gyula Orosz menyampaikan, penerapan uji coba MLFF akan tetap diterapkan di jalan tol Indonesia, meski diakuinya ada sedikit keterlambatan dalam jadwal uji coba.
“Proyek ini terus berjalan, dengan hubungan yang erat dengan BPJT serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal, tetapi di satu sisi ini normal dalam proyek-proyek besar seperti ini,” kata Gyula dalam keterangan resminya, Selasa (30/5/2023).
Pernyataan ini disampaikan Gyula untuk merespons pernyataan mantan Direktur Umum PT Roatex Indonesia Toll System Musfihin Dahlan hari ini, Selasa (30/5/2023).
Musfihin sebelumnya menyebut, uji coba sistem MLFF yang sedianya dilakukan di Bali pada 1 Juni mendatang batal dilakukan lantaran adanya perbedaan visi antara Roatex Hungaria dan Roatex Indonesia.
Musfihin menuturkan, saat merancang sistem ini, salah satu yang dijanjikan adalah sistem MLFF akan menjamin pendapatan BUJT 100 persen.
Baca Juga
Namun, dalam perjalanan, Roatex Hungaria ingin agar sistem ini diterapkan sesuai dengan yang telah mereka terapkan di Hungaria. Di Hungaria, operator jalan tol berada di bawah kontrol pemerintah dan dibayar oleh pemerintah.
Keinginan tersebut mendapat penolakan dari Roatex Indonesia. Mereka ingin sistem yang dibangun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sebab di Indonesia, operator jalan tol dikelola oleh swasta dan swasta memungut pengembalian modal dari pemungutan tarif tol.
Menurutnya, perbedaan visi tersebut, sudah terjadi sejak Agustus tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, Gyula menegaskan, Musfihin sudah tak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait dari proyek MLFF sejak 22 Mei 2023, berdasarkan hasil keputusan rapat pemegang saham.
Dia juga mengklaim, teknologi dari Hungaria yang digunakan untuk penerapan MLFF sudah disesuaikan dengan lingkungan serta tetap memperhitungkan keadaan Indonesia.
Namun, Gyula menjelaskan ada masalah pada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hungaria dalam bidang dan teknologi ini. Gyula juga membantah adanya perbedaan visi.
“Tidak ada perbedaan dalam visi ini. Kami percaya bahwa visinya tetap sama, untuk menyampaikan teknologi yang proven, teknologi mutakhir yang akan melayani masyarakat Indonesia dan akan memiliki dampak positif yang signifikan pada transportasi, lingkungan dan ekonomi,” jelasnya.