Bisnis.com, BADUNG — Dua emiten anggota holding Pelindo, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) berupaya mengoptimalkan bisnis di lingkup grup tersebut untuk mempertahankan kinerja positif tahun ini, terutama dengan melirik potensi di wilayah timur Indonesia.
Setelah merger pada akhir 2021, Pelindo menaungi empat sub-holding yang di bawahnya mencakup 20 anak perusahaan sebagai pegelola bisnis inti. Dari seluruh anak perusahaan, dua di antaranya melantai di bursa, yakni IPCC dan IPCM.
Presiden Direktur Indonesia Kendaraan Terminal Sugeng Mulyadi menjelaskan bahwa pihaknya mengelola pengiriman 600.000 unit kendaraan atau sekitar 57 persen dari produksi kendaraan nasional. Distribusi dalam negeri maupun ekspor terus mengalami pertumbuhan, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional dan regional pasca Covid-19.
Pada kuartal I/2023, pendapatan IPCC tercatat mencapai Rp191,2 miliar atau tumbuh 27,4 persen (year-on-year/YoY) dari Rp150 miliar. Hal itu mendorong laba perseroan per kuartal I/2023 menjadi Rp42,3 miliar, naik 20,05 persen (YoY) dari Rp35,3 miliar.
Sugeng menilai bahwa terdapat potensi pertumbuhan penjualan kendaraan pada tahun ini seiring membaiknya daya beli masyarakat, sehingga akan menopang kinerja IPCC. Meskipun rangkaian pemilu akan segera berlangsung, dia meyakini bahwa masyarakat tidak akan menunda belanja kendaraan untuk pemenuhan kebutuhan mobilitas.
Potensi di pasar domestik pun akan dioptimalkan melalui upaya penguatan distribusi ke luar Jawa, terutama wilayah timur Indonesia. Sugeng menilai bahwa terbentuknya holding Pelindo dapat menunjang terciptanya rantai logistik yang lebih efisien, yang nantinya bisa membuat harga kendaraan lebih kompetitif.
Baca Juga
"Sejalan dengan merger, karena ini bagian dari hasil pemulihan bisnis di holding Pelindo, kami akan mengoperasikan roll on-roll off [RoRo] atau terminal kendaraan yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Yang sekarang sedang dijajaki itu Balikpapan, kemudian nanti di Surabaya, dan Indonesia timur," ujar Sugeng, Kamis (25/5/2023).
Optimalisasi terminal-terminal satelit oleh IPCC mulai berlangsung pada tahun lalu. Sugeng meyakini bahwa layanan yang terstandardisasi di setiap terminal akan membuat produsen kendaraan lebih yakin dalam menggunakan layanan IPCC, sehingga distribusi kendaraan bisa lebih luas dan efisien dan akan membantu perekonomian berbagai wilayah.
"Di sekitar Aceh, Kalimantan, inden masih lama untuk [pemesanan] kendaraan-kendaraan seperti Fortuner, Pajero, yang tahan banting untuk melewati jalan-jalan berat itu. Kami sedang buat kajian untuk melancarkan distribusi ke sana dan Indonesia timur, supaya lebih efisien lagi," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Shanti Puruhita menjelaskan bahwa pihaknya menjalankan layanan yang bersifat wajib atau mandatory dalam lalu lintas kapal, seperti jasa pemanduan dan penundaan kapal (pilotage and towage), serta manajemen armada. Hal tersebut membuat bisnis IPCM relatif resisten dalam kondisi ekonomi yang menantang.