Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mendukung rencana impor rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang asalkan dapat mengantisipasi potensi kenaikan jumlah penumpang di masa depan.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, pada dasarnya pihaknya meminta layanan KRL Jabodetabek untuk tetap berkelanjutan dan mengedepankan keselamatan.
Dia mengatakan, pihaknya juga mendukung rencana impor KRL bekas dari Jepang jika memang dibutuhkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang ke depannya.
Adita menuturkan, Kemenhub juga menunggu proses pembuatan rangkaian KRL dari PT Industri Kereta Api atau Inka. Adapun, rangkaian kereta buatan Inka ditargetkan selesai pada 2025 mendatang.
"Mengenai prosesnya [pembuatan KRL] ini ditangani oleh PT Kereta Api Indonesia langsung," kata Adita saat dihubungi pada Selasa (23/5/2023).
Adapun, Inka bersama dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Kereta Api Indonesia telah menandatangani tiga paket pengadaan kereta pada awal Maret lalu.
Baca Juga
Pertama, kontrak pengadaan 16 trainset KRL baru antara Inka dan KCI dengan nilai Rp3,8 triliun dipenuhi pada 2025.
Kedua, kontrak pengadaan 612 unit kereta SS new generation untuk program replacement tahun 2023-2026 antara Inka dan PT KAI senilai Rp5,5 triliun.
Terakhir kontrak pengadaan 10 car kereta luxury 26 seat untuk KA Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, KA Taksaka, dan 1 car cadangan perawatan 2023-2024 antara INKA dan PT KAI senilai Rp5,9 triliun.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Gerindra Andre Rosiade memberi sinyal bahwa impor KRL bekas dari Jepang untuk periode 2023 sudah bisa dilakukan. Andre mengatakan, pemerintah masih akan melakukan 1 kali rapat untuk memastikan rencana impor tersebut.
“Tadi saya ketemu Pak Tiko Wamen BUMN. Beliau bilang insyallah yang 2023 sudah bisa diimpor. Tinggal 1 kali rapat lagi pihak pemerintah [Menkomarves, Mendag, Menperin, kemenBUMN, dan BPKP],” cuit Andre melalui akun Twitternya @andre_rosiade, Senin (22/5/2023).
Sementara itu, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana merespons positif kabar rencana impor KRL yang telah menemui titik terang.
Aditya mengatakan, impor KRL merupakan opsi yang logis untuk jangka pendek mengingat sebanyak 10 rangkaian kereta (trainset) akan dipensiunkan pada 2023. Hal ini juga dinilai perlu dilakukan guna menjaga kapasitas angkut KRL Jabodetabek di tengah pertumbuhan jumlah penumpang.
“Saya harap impor terbatas tersebut bisa dilaksanakan karena sejauh ini opsi itu adalah yang paling logis,” jelas Aditya.