Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Soroti Isu Oversupply hingga Kebijakan Harga Gas Murah

Indonesian Petroleum Association menilai kondisi oversupply dan kebijakan harga gas bumi tertentu memengaruhi pengembangan lapangan gas prospektif.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA — Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Yuzaini Bin Md Yusof menyoroti secara khusus ihwal kondisi pasokan berlebih atau oversupply gas bumi di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa). 

Situasi itu membuat serapan gas serta rencana pengembangan lapangan prospektif menjadi terkendala lantaran ketidakpastian monetisasi.

“Serapan gas yang belum optimal khususnya di Jawa Timur, penurunan penyerapan gas yang secara umum diakibatkan kondisi oversupply gas, kurang lebih 25 persen lebih tinggi sejak akhir tahun lalu,” kata Yuzaini di Surabaya, Senin (22/5/2023). 

Yuzaini menerangkan, turunnya serapan gas itu diakibatkan karena makin banyaknya lapangan yang berproduksi saat ini. Di sisi lain, beberapa harga yang ditawarkan pada negosiasi jual beli gas antara industri hulu dan hilir masih belum mendukung keekonomian lapangan terkait. 

Konsekuensinya, beberapa lapangan mesti tertahan untuk dapat dieksploitasi dalam waktu dekat. Menurut dia, pemerintah mesti mengkaji ulang harga gas di sisi hulu untuk mendukung upaya percepatan monetisasi lapangan migas saat ini. 

Yuzaini menilai kepentingan industri serta jaringan gas rumah tangga untuk mendapatkan harga gas khusus di level masing-masing US$6 per MMBtu dan US$4,72 per MMBtu terbilang menyulitkan upaya untuk melanjutkan pengembangan lapangan eksplorasi ke dalam tahap ekspolitasi komersial.

“Kita harap dukungan dari sisi regulasi, alokasi dan penentuan harga gas yang bisa menguntungkan semua pihak, hal ini sangat penting agar menghasilkan efek berganda bagi perekonomian daerah dan pemerintah pusat,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan surplus pasokan gas pada wilayah kerja bagian Jawa, Bali dan Nusa Tenggara atau Jabanusa dapat mencapai 50 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) pada akhir paruh pertama tahun ini. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, surplus pasokan gas itu disebabkan karena masifnya kegiatan onstream serta peningkatan kapasitas produksi dari beberapa lapangan di kawasan tersebut beberapa waktu terakhir. 

Tjip mengatakan, rencana peningkatan produksi atau ramp up dari proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JTB) 100 persen kapasitas terpasang bulan depan menjadi penopang situasi pasokan gas berlebih akhir Juni 2023 nanti. 

“JTB sendiri yang kemarin beroperasi 60 persen akan segera jadi 100 persen produksinya mencapai 192 MMscfd,” kata Tjip di Surabaya, Senin (22/5/2023). 

Rencananya, kata Tjip, produksi gas dengan kapasitas penuh dari JTB bakal diserap oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebanyak 100 MMscfd. Sisanya, dia menambahkan, upaya monetisasi gas bakal dilakukan lewat program konversi kendaraan hingga penetrasi pasar gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG).  

Selain itu, SKK Migas turut mengidentifikasi penambahan produksi yang signifikan pada akhir semester I/2023 yang disumbangkan oleh dua lapangan pengembangan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), yakni MAC dan MBH. Kedua lapangan itu berhasil menyumbangkan tambahan pasokan migas menjadi sekitar 140 MMscfd. 

Sementara itu, potensi penambahan produksi gas juga turut terjadi pada Lapangan Bukit Panjang WK Ketapang milik Petronas dan WK Blora yang dikelola TIS Petroleum E&P Blora Pte Ltd. Kepastian itu disampaikan seiring dengan upaya kedua kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mengamankan pembeli di sisi hilir migas saat ini.

Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan Indonesia bakal mengalami surplus gas mencapai 1.715 MMscfd yang berasal dari beberapa proyek potensial dalam 10 tahun ke depan. Adapun, potensi gas bumi Indonesia cukup menjanjikan dengan cadangan terbukti sekitar 41,62 Tcf  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper