Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti pertumbuhan kinerja investasi atau penanaman modal tetap bruto (PMTB) yang melandai menjadi sebesar 2,11 persen pada kuartal I/2023.
Tingkat pertumbuhan tersebut, kata Sri Mulyani, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV/2022 yang sebesar 3,33 persen ataupun dengan kuartal I/2022 yang sebesar 4,08 persen.
“Pertumbuhannya di kuartal I masih belum terlalu bagus, di bawah 3 persen, maka kita berharap kegiatan investasi terus dipacu karena ini bagus untuk penciptaan lapangan kerja dan dampak ke produktivitas,” katanya dalam tayangan melalui Youtube Kemenkeu yang dikutip Bisnis, Kamis (11/5/2023).
Sri Mulyani menyampaikan bahwa dalam mendukung kinerja investasi, keuangan negara atau APBN terus diarahkan untuk mendukung kualitas SDM di Indonesia.
Salah satunya, belanja pemerintah yang dialokasikan sektor pendidikan dan pelatihan sangatlah besar. Instrumen APBN banyak yang telah digunakan untuk mendukung reformasi di bidang pendidikan.
“Misalnya Program Merdeka Belajar, sekarang anak-anak mahasiswa bisa belajarnya di perusahaan, jadi tidak cuma di kelas. Kita juga berikan Kartu Prakerja, jadi mereka bisa belajar, bagi yang kehilangan pekerjaan atau masih mencari pekerjaan. Balai latihan di Kemenaker maupun di daerah juga kita tingkatkan,” jelasnya.
Baca Juga
Selain di bidang pendidikan, pemerintah kata Sri Mulyani juga mendorong reformasi di bidang kesehatan.
“Kita bicara tentang stunting, anak-anak yang kekurangan gizi yang kemudian tidak bisa produktif di masa tuanya, itu harus diberantas. Kemiskinan juga akan memberikan beban bagi keluarga itu sehingga tidak bisa berkembang,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur yang merata guna mendorong investasi yang juga merata. Pemerintah pun melakukan reformasi melalui UU CIpta Kerja sehingga dapat mendukung iklim investasi yang lebih baik.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia terjaga stabil dengan capaian pertumbuhan di atas 5 persen selama 6 kuartal beruntun hingga kuartal I/2023.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023 utamanya masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,54 persen.