Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Koreksi Harga Jual Apartemen hingga KTT Asean

Berita tentang koreksi harga jual apartemen menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id pada Kamis (11/5/2023).
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar apartemen saat ini memang tengah lesu. Belum bergairahnya subsektor apartemen telah terjadi sebelum pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan pasokan apartemen yang berlimpah namun minim peminat. Lesunya pasar apartemen ini memang membuat harga apartemen primary menjadi stagnan dan apartemen secondary mengalami koreksi harga.  

Berita tentang koreksi harga jual apartemen menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (11/5/2023):

1. Koreksi Harga Jual Apartemen Tercipta Titik Keseimbangan Baru

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong tak menampik pada saat pandemi Covid-19 hingga akhir tahun 2022, memang banyak pemilik apartemen secondary yang menjual rugi unitnya. Hal ini karena sepi penyewa dan ditambah lagi biaya service charge terus jadi beban yang harus dibayarkan.

Memang kondisi saat ini masih terkoreksi meski tidak setajam sebelumnya yakni sekitar 10 persen hingga 30 persen. Adapun koreksi harga sebelumnya lebih dari 50 persen. 

Sepanjang tahun ini, tidak ada supply atau pasokan apartemen baru yang masuk di pasaran. Hal itu karena akibat dari permintaan apartemen sewa maupun beli belum pulih

Kendati demikian, harga apartemen yang terkoreksi ini menjadi momen yang tepat dalam membeli apartemen. Dia meyakini pasar apartemen akan booming kembali karena masih tingginya kebutuhan akan hunian. 

Bisnis properti khususnya sektor apartemen merupakan salah satu segmen yang terpukul saat pandemi Covid-19 bahkan sebelum adanya pandemi itu sendiri. Seiring pandemi yang terus melandai, pasar apartemen telah menunjukan kinerja bisnis yang semakin baik kendati secara pertumbuhan harganya masif sangat lambat.

Berdasarkan survei Indonesia Property Watch (IPW) terkait pasar apartemen masih terjadi koreksi harga pasar dengan besaran mencapai 26,5 persen untuk unit apartemen seken dan koreksi ini masih lebih baik dibandingkan koreksi untuk unit prime (baru).

Koreksi harga untuk unit apartemen ini juga bukan berarti menandakan hal yang buruk. Untuk jangka menengah dan panjang, situasi ini akan menjadi baik karena akan membuat pasar apartemen menjadi lebih sehat. Koreksi harus dipandang sebagai seleksi alam dan hanya unit apartemen yang berkualitas yang akan bisa bertahan di pasar.

2. Mencermati Potensi Fluktuasi Penjualan Eceran Maret-April 2023

Penjualan eceran dalam dua bulan berurutan Mei dan April, diprediksi masih belum stabil. Jika penjualan pada Maret 2023 terindikasi naik, sebulan berikutnya berpotensi melambat. Perlambatan kinerja penjualan eceran pada April diperkirakan lebih karena high base effect pada periode yang sama tahun 2022.

Kinerja penjualan eceran pada April diperkirakan tumbuh melambat jika dibandingkan capaian pertumbuhan pada Maret 2023. Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Maret 2023 berada pada fase ekspansi. 

Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Maret 2023 mencapai 215,3 atau secara tahunan tumbuh 4,9 persen (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 0,6 persen yoy.  

Peningkatan penjualan eceran terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang, masing-masing tumbuh 9,4 persen yoy, 1,1 persen yoy, dan 17,3 persen yoy pada Maret 2023.

Sebelumnya, pada Februari 2023, masing-masing tumbuh 3,5 persen yoy, -2,2 persen yoy, dan 16,6 persen yoy. Kelompok peralatan informasi dan komunikasi mengalami perbaikan meski masih terkontraksi sebesar -18,4 persen yoy. 

Secara bulanan, pada Maret 2023 penjualan eceran tumbuh positif sebesar 7,0 persen (month-to-month/mtm).  Peningkatan terjadi pada seluruh kelompok, terutama kelompok barang budaya dan rekreasi, yang tumbuh sebesar 4,8 persen mtm. 

Kelompok lainnya tercatat meningkat dan keluar dari fase kontraksi, di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta suku cadang dan aksesori, masing-masing tumbuh sebesar 8,4 persen mtm dan 3,0 persen mtm, seiring dengan peningkatan permintaan domestik. 

 

3. Menanti Efektivitas Utak Atik Modal Minimum Asuransi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) utak-atik ketentuan ekuitas atau modal minimum industri asuransi di tengah kemelut permasalah perusahaan penjaminan tersebut. 

Adapun peningkatan ekuitas juga perlu diiringi dengan peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan perasuransian. Saat ini OJK tengah mengkaji ketentuan ekuitas atau modal minimum menjadi Rp1 triliun untuk perusahaan asuransi pada 2028.

Rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap untuk perusahaan eksisting. Sementara untuk perusahaan yang baru mengantongi izin usaha dari regulator disyaratkan untuk memiliki modal disetor kinimum lebih tinggi dari perusahaan eksisting. 

Langkah tersebut dilakukan lantaran modal minimum yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 67/2016 terlalu rendah jika dibandingkan dengan risiko usaha bisnis yang dijalankan perusahaan asuransi. 

OJK mencatat ekuitas minimum untuk perusahaan asuransi adalah Rp100 miliar, perusahaan reasuransi Rp200 miliar, asuransi syariah sebesar Rp50 miliar, dan reasuransi syariah mencapai Rp100 miliar.

Lantas, apakah dengan OJK menaikkan ekuitas perusahaan asuransi juga dapat mengerek kinerja perusahaan? Menurut pengamat asuransi & dosen program MM-FEB UGM Kapler Marpaung menilai, dengan peningkatan batas ekuitas tidak serta merta membuat kinerja perusahaan terdongkrak, Kondisi tersebut tergantung pada perusahaan asuransi dalam menggunakan modal ekuitas.

“Jawabnya adalah tergantung bagaimana perusahaan itu menggunakan modal investasinya, apakah ekuitas digunakan optimal? Atau malah dengan modal besar tetapi own retention-nya dalam setiap menerima suatu pertanggungan atau penutupan asuransi malah kecil,” kata Kapler kepada Bisnis.

4. Di Balik Kritik Anies pada Subsidi Kendaraan Listrik

Pemerintah memutuskan untuk memberi subsidi harga kendaraan listrik mulai 1 April 2023. Diproyeksi menelan anggaran Rp8,392 triliun, program tersebut dikritik Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 yang sukses menggelar Jakarta E-Prix.

Pemberian bantuan subsidi untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) diumumkan oleh Menko Marves Luhut B Pandjaitan, Senin (6/3/2023). Subsidi motor listrik dimulai pada 20 Maret 2023, adapun untuk mobil dan bus dimulai 1 April 2023.

Total anggaran subsidi mencapai 13,74 triliun. Perinciannya, bantuan konversi dan pembelian sepeda motor pada tahun ini dianggarkan Rp7 triliun, dan pada 2024 sebesar Rp5,45 triliun.

Subsidi biaya konversi membidik 350.000 unit sepeda motor dengan perincian pada 2023 sebanyak 200.000 unit dan pada 2024 sebanyak 150.000 unit. Adapun subsidi harga pembelian sepeda motor baru menyasar 700.000 unit, dengan perincian 50.000 unit pada 2023, dan 650.000 unit pada 2024.

Sementara total subsidi mobil listrik pada 2023 sebesar Rp1,6 triliun, dan pada 2024 meningkat menjadi Rp4,9 triliun. Adapun bus listrik juga akan mendapat subsidi dari pemerintah sebanyak Rp48 miliar, lalu pada 2024 naik menjadi Rp144 miliar.

Subsidi untuk setiap motor listrik sekitar Rp7 juta. Adapun besaran subsidi untuk pembelian mobil listrik per unit, yaitu berkisar Rp25 juta hingga Rp80 juta. Besarnya subsidi salah satunya bergantung pada TKDN produk.

5. KTT Asean 2023: Tugas Besar Merengkuh Persatuan dan Perekonomian

Aliansi 10 negara di Asia Tenggara, Asean, harus bisa menciptakan persatuan dan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi untuk mencetak pertumbuhan bagi kawasan.

Kawasan ini harus bisa bersaing di tengah situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih, rivalitas geopolitik, dan kegentingan situasi keuangan global.

Presiden Joko Widodo saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, Rabu (10/5/2023) mengatakan Asean harus bisa memperkuat kerja sama ekonomi yang inklusif serta memperkokoh arsitektur kesehatan pangan, energi, dan stabilitas keuangan.

"Saya yakin, kita semuanya percaya Asean bisa, asalkan satu kuncinya, persatuan. Dengan persatuan, Asean akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan,” ujar Presiden di Hotel Meruorah Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Presiden menyebut Asean patut menjadi pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth seiring dengan ekonomi yang tumbuh jauh di atas rata-rata dunia, bonus demografi, dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang terus meningkat hingga 65 persen pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper