Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Setop Impor Babi Asal Indonesia, Ini Langkah Kementan

Peternakan babi terbesar di Indonesia berada di Pulau Bulan dan tercatat menyumbang 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
Daging babi/Istimewa
Daging babi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan sistem sub-kompartemen bebas African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika usai Singapura menyetop impor ternak babi asal Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau. 

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan Bambang menyampaikan, usulan sistem sub-kompartemen bebas demam babi Afrika telah disetujui oleh pihak Singapura.

“Kementan telah usulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan dan telah disetujui oleh pihak Singapura sehingga ke depan kita dapat kembali mengekspor ternak babi ke Singapura,” kata Bambang melalui keterangannya, dikutip Senin (8/5/2023).

Bambang menuturkan, Kementan telah memberikan pendampingan pelaksanaan disposal, disinfeksi, dan pelaksanaan biosekuriti pasca-ditutupnya pintu ekspor babi asal Pulau Bulan ke Singapura. 

Adapun, pendampingan ketat dilakukan kepada pemilik peternakan babi di Pulau Bulan, yakni PT ITS, setelah dicabut penetapannya sebagai kompartemen bebas demam babi Afrika di Indonesia.

Dengan adanya pembekuan ini, lanjut dia, Kementan akan menindaklanjuti dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan agar dapat ditinjau pemberlakuan kompartemen bebas demam babi Afrika dengan sistem sub-kompartemen.

Upaya ini disebut menjadi langkah yang strategis lantaran peternakan babi terbesar di Indonesia berada di Pulau Bulan dan tercatat menyumbang 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.

PT ITS sebelumnya telah ditetapkan sebagai kompartemen bebas demam babi Afrika. Ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.

PT ITS diketahui secara berkala melakukan pengujian demam babi Afrika yang dikirim ke Laboratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.

Namun, baru- baru ini, Singapura menyatakan babi hidup yang dikirim dari Pulau Bulan ke Singapura telah terinfeksi virus tersebut. Dalam keterangannya, virus ini terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. 

Meski sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, virus ini tidak menular ke manusia.

Singapore Food Agency (SFA) menyebut bahwa temuan tersebut merupakan pertama kali demam babi Afrika terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Atas temuan tersebut, pemerintah Singapura menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, imbas temuan demam babi Afrika pada 19 April 2023. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper