Bisnis.com, JAKARTA - FedEx diketahui akan memindahkan kantor pusat regional Asia-Pasifik ke Singapura dari Hongkong, dengan tujuan untuk menghubungkan operasi dengan lebih cepat dan lebih tangkas.
Hal tersebut dikemukakan melalui pernyataan email perusahaan, yang akan mengonsolidasikan beberapa fungsi kantor pusat Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika (AMEA) di Singapura.
Selain itu, diketahui juga bahwa maksud dari pemindahan yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mempertahankan kehadiran dan peran kepemimpinan yang signifikan di Hong Kong.
Berdasarkan dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Bloomberg bahwa kurir yang berbasis di Memphis, Tennessee ini berencana untuk memindahkan sebagian eksekutifnya yang berbasis di Hong Kong, termasuk presiden regional Kawal Preet ke Singapura.
Selain itu Staf FedEx Hong Kong diberitahu bahwa tim manajemen FedEx akan pindah pada bulan September 2023.
Perusahaan AS diketahui juga masih akan mempertahankan kantor di Hong Kong, bersama dengan sebagian besar staf terkait bisnis di negara tersebut. Perusahaan AS juga mempertimbangkan untuk memindahkan beberapa peran tidak penting ke Malaysia atau India untuk memangkas biaya.
Baca Juga
Perusahaan sendiri mengatakan bahwa kurang dari 15 persen posisi di Hong Kong akan pindah ke Singapura. FedEx mengklaim bahwa kantor tersebut akan terus memberikan dukungan yang vital untuk wilayah tersebut.
Langkah ini kemudian dapat memicu kekhawatiran bahwa kepercayaan perusahaan multinasional di Hong Kong berkurang, terutama setelah bertahun-tahun kekacauan politik dan pembatasan Covid-19.
Sebagaimana diketahui, Hong Kong berada di pusat sengketa perdagangan AS-China pada 2019. Nasib kota kemudian menjadi semakin menurun selama pandemi.
Bahkan setelah Hong Kong dibuka kembali awal tahun ini, industri logistik di negara tersebut terus mengalami penurunan perdagangan global, kenaikan tingkat inflasi, dan kenaikan suku bunga.
FedEx sendiri mengalami peningkatan pengawasan dari China pada 2019. Otoritas China menargetkan perusahaan tersebut dalam serangkaian acara, seperti menyelidiki paket berisi senjata yang dikirim oleh FedEx ke sebuah perusahaan di China dan menyita paket berisi pisau untuk dikirim ke Hong Kong.
Di lain sisi, FedEx juga melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam berupaya memangkas biaya US$4 miliar atau setara dengan Rp58 triliun, dikarenakan menurunnya permintaan dan margin laba, dalam menghadapi saingannya yakni United Parcel Service Inc.
Perusahaan juga telah memangkas pekerjaan petugas dan direktur global lebih dari 10 persen, menempatkan pekerja pada cuti, mengurangi penerbangan kargo dan memarkir beberapa pesawat.