Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Pembangunan Asia (ADB) Usulkan Rancang Ulang Pemberian Utang Penanganan Iklim

“Kita menghadapi tantangan besar. Skala dan urgensi tantangan ini tidak dapat dipenuhi dengan ‘business as usual’.”
Presiden ADB Masatsugu Asakawa (kanan) mengumumkan Innovative Finance Facility for Climate in Asia and the Pacific (IF-CAP), sebuah program baru untuk mendanai penanganan perubahan iklim, saat konferensi pers dalam Pertemuan Tahunan ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5/2023)./Bisnis-Sri Mas Sari
Presiden ADB Masatsugu Asakawa (kanan) mengumumkan Innovative Finance Facility for Climate in Asia and the Pacific (IF-CAP), sebuah program baru untuk mendanai penanganan perubahan iklim, saat konferensi pers dalam Pertemuan Tahunan ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5/2023)./Bisnis-Sri Mas Sari

Bisnis.com,  INCHEON – Presiden Bank Pembangunan Asia Masatsugu Asakawa menawarkan tiga area yang dapat dipertimbangkan oleh anggota agar ADB mampu berevolusi di tengah tantangan perubahan iklim.

Dia mengatakan model pinjaman dan hibah tradisional yang dijalankan saat ini tidak akan cukup untuk melakukan pembiayaan. Oleh karena itu, bank pembangunan multilateral perlu berbuat lebih banyak untuk memaksimalkan kapasitas pembiayaan melalui mekanisme baru yang mengubah permainan, memanfaatkan potensi investasi yang sangat besar dari sektor swasta dan filantropi, serta mempertahankan posisinya sebagai lembaga keuangan yang stabil dan andal.

Asakawa menyebutkan peristiwa iklim menyebabkan kehancuran dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya. Di sisi lain, utang dan krisis lainnya membatasi kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Pada gilirannya, jutaan orang berisiko jatuh kembali ke dalam kemiskinan dan kehilangan peluang pertumbuhan ekonomi.

“Kita menghadapi tantangan besar. Skala dan urgensi tantangan ini tidak dapat dipenuhi dengan ‘business as usual’,” ujarnya dalam pidato sesi pembukaan Pertemuan Tahunan Ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Rabu (3/5/2023). 

Tiga area yang dia tawarkan mencakup, pertama, ADB perlu menyadari bahwa pembangunan tidak mungkin lagi dilakukan tanpa aksi iklim yang efektif. Ekonomi hijau dan tangguh menawarkan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan yang kuat dan langgeng. 

Menurutnya, segala upaya perlu dilakukan untuk membantu transisi ekonomi dengan cepat dan adil, menuju masa depan nol bersih. Upaya itu juga harus memastikan bahwa orang-orang, termasuk perempuan dan komunitasnya, dapat beradaptasi dengan perubahan iklim. 

Kedua, ADB perlu menjadi pemimpin dalam berinvestasi pada barang publik (public good) global. Asakawa mengatakan pandemi menunjukkan kepada dunia bagaimana krisis kesehatan masyarakat membutuhkan respons yang terkoordinasi, serta akses bagi kelompok miskin dan rentan. 

“Kita harus membangun ketahanan lintas batas, dan kita harus siap memberikan dukungan yang cepat dan efektif untuk menghadapi krisis pada masa depan.”

Ketiga, ADB harus menjadi pemain kunci dalam upaya memobilisasi tingkat pembiayaan yang sekarang dibutuhkan untuk pembangunan, dari miliaran menjadi triliunan dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper