Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah berupaya menyelesaikan upaya monetisasi gas dari Lapangan Asap, Kido dan Merah yang dikelola Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) di Blok Kasuri, Papua Barat.
SKK Migas menargetkan blok yang dikelola GOKPL, entitas Genting Group yang dikendalikan taipan dan pengusaha resor judi asal Malaysia, Lim Kok Thay tersebut bisa beroperasi komersial pada 2025 atau 2026, setelah beberapa kali tertunda sejak hak pengelolaan dipegang pada 2008.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan sejauh ini produksi gas dari GOKPL direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk milik PT Pupuk Kaltim (PKT) dan pasar gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
“Dengan kemampuan pasok hingga setidaknya 2043 maka diperkirakan kesinambungan produksi gas jangka menengah akan terjaga, dalam rangka mendukung hilirisasi dan transisi energi,” kata Kurnia saat dihubungi, Kamis (4/5/2023).
Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui revisi rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD) I Lapangan Asap, Kido, dan Merah Blok Kasuri tersebut pada awal Februari 2023.
Lewat persetujuan itu, gas inplace pada wilayah kerja itu yang sebelumnya diidentifiasi sebesar 1.735 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) naik menjadi 2.673,7 BSCF. Sementara itu, potensi cadangan naik dari 1.031,33 BSCF menjadi 2.244,45 BSCF.
Baca Juga
Selepas revisi PoD I, GOKPL turut menandatangani head of agreement (HoA) dengan PKT sebelum merampungkan perjanjian jual beli gas atau gas sales agreement (GSA). Rencanannya, GOKPL bakal mengalirkan gas sebesar 102 BBTUD untuk produksi Ammonia 2.500 metric ton per day (MTPD) dan urea sebesar 3.500 MTPD. Pabrik nantinya akan dibangun oleh Pupuk Kaltim dengan nilai investasi sekitar US$1,5 miliar.
“Sedangkan untuk skema monetisasi LNG dengan pasokan sekitar 200 BBTUD, saat ini terus dimatangkan antara GOKPL, SKK Migas dan Ditjen Migas terkait skema pemanfaatannya,” kata dia.
Hanya saja, dia mengatakan, lembagannya belum dapat menyampaikan informasi detail ihwal rencana monetisasi lapangan tersebut karena masih dalam tahap bahasan.
“Prinsipnya adalah dengan tetap menjaga keekonomian hulu, memperhitungkan kemampuan serap buyer atau peluang market, dan optimalisasi penerimaan negara,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan produksi lapangan gas dari Blok Kasuri bakal diarahkan untuk memenuhi potensi permintaan yang meningkat dari industri pupuk di kawasan Papua.
"Produksi dari lapangan gas ini akan diperuntukkan untuk membangun satu pabrik pupuk di Papua dan membangun pabrik LNG," kata Arifin.
Rencana pembangunan pupuk itu berdasar pada posisi strategis Papua yang masih memiliki lahan luas untuk dikembangkan di sektor pertanian.
Dia berharap peresmian lapangan-lapangan gas baru dan penyerahan revisi POD Lapangan Asap, Kido, dan Merah, serta penandatanganan HOA mampu meningkatkan produksi migas untuk kepentingan masyarakat dan negara.
“Memberikan nilai tambah dan berkontribusi pada penerimaan negara untuk kemakmuran rakyat," kata dia.