Bisnis.com, JAKARTA - Penyerapan tenaga kerja masih saja rendah meski realisasi investasi pada kuartal I/2023 tercatat mencapai Rp328,9 triliun atau 23,5 persen dari target 2023 sebesar Rp1.400 triliun.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, penyerapan tenaga kerja Indonesia pada kuartal I/2023 tercatat sebanyak 384.892 orang. Angka tersebut tidak berbanding lurus dengan realisasi investasi.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui hal tersebut. Bahkan dia menyebut, penyerapan tenaga kerja memang menjadi momok di Indonesia.
“Aku harus akui, antara nilai investasi kita dengan tenaga kerja itu nggak berbanding lurus,” katanya dalam konferensi pers, dikutip Selasa (2/5/2023).
Dijelaskan Bahlil, memang idealnya antara realisasi investasi harus berbanding lurus dengan penciptaan lapangan pekerjaan yang maksimal. Namun, investasi yang ada saat ini tak lagi didominasi oleh padat karya, melainkan padat modal.
Hal tersebut dapat dilihat dari sektor realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal I/2023 antara lain industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, pertambangan, serta industri kimia dan farmasi.
Baca Juga
“Pertambangan ini juga pakai mesin semua, jadi tenaga itu cuma operator aja. Kalau Freeport operator tambang itu tidak lagi manusia, sudah pakai robot semua, sudah dikendalikan kayak game aja. Jadi begitu canggihnya sekarang fasilitas tekonologi yang ada,” jelasnya.
Kendati demikian, pemerintah terus menyarankan dan meminta pihak swasta untuk tetap memprioritaskan tenaga manusia dalam rangka memberikan keseimbangan terhadap penciptaan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, penyerapan tenaga kerja pada kuartal I/2023 merupakan yang tertinggi sejak 2019. Pada kuartal I/2019, penyerapan tenaga kerja tercatat sebesar 235.401 orang.
Lalu di kuartal II/2019, penyerapan tenaga kerja tercatat sebesar 255.314 orang, kuartal III/2019 212.581 orang, dan kuartal IV/2019 meningkat sebanyak 330.539 orang.
Angka penyerapan tenaga kerja tercatat menurun pada kuartal I/2020. Tercatat pada kuartal ini tenaga kerja yang terserap hanya 303.085 orang, dan terus turun pada kuartal II/2020 263.109 orang.
Penyerapan tenaga kerja sedikit meningkat pada kuartal III/2020 sebesar 295.387 orang dan turun kembali pada kuartal IV/2020 sebesar 294.780 orang.
Tren peningkatan penyerapan tenaga kerja mulai terlihat sejak kuartal II/2021 yang kala itu berhasil menyerap 311.922 orang tenaga kerja.
Namun, pada kuartal III/2021 penyerapan tenaga kerja turun menjadi 288.687 orang dan kemudian naik menjadi 295.491 orang pada kuartal IV/2021.
Tren kenaikan terus berlanjut pada 2022. Pada kuartal I/2022 tenaga kerja yang terserap mencapai 319.013 orang, lalu meningkat menjadi 320.534 di kuartal II/2023.
Peningkatan juga terjadi pada kuartal III/2022 dan kuartal IV/2022 di mana masing-masing sebesar 325.575 orang dan 339.879 orang.