Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah proses penyehatan keuangan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. justru mencatatkan peningkatan utang pada kuartal I/2023.
Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mendorong penyehatan kinerja keuangan perusahaan konstruksi pelat merah tersebut.
Namun, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023, emiten berkode saham WSKT tersebut justru mencatatkan peningkatan jumlah utang dibandingkan dengan posisi akhir 2022.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, total utang WSKT tercatat menjadi Rp84,37 triliun, atau meningkat 0,46 persen jika dibandingkan posisi utang per akhir Desember 2022 sebesar Rp83,97 triliun.
Peningkatan total utang WSKT bersumber dari utang jangka panjang yang meningkat pada periode tersebut menjadi Rp63,13 triliun dibandingkan dengan posisi pada Desember 2022 Rp62,53 triliun.
Lebih lanjut, peningkatan itu terjadi pada sindikasi modal kerja yang diperoleh dari kreditur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang sebelumnya tercatat Rp2,45 triliun pada Desember 2022 menjadi Rp3,39 triliun pada Maret 2023.
Baca Juga
Peningkatan utang bank jangka panjang juga terjadi pada perjanjian restrukturisasi induk dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) dari yang sebelumnya Rp7,48 triliun pada Desember 2022 menjadi Rp7,51 triliun.
Di sisi lain, WSKT mencatatkan adanya penurunan kerugian hingga 54,86 persen, pendapatan terkoreksi per kuartal I/2023. Hal ini terjadi seiring adanya penurunan pada beberapa pos beban pokok pendapatan.
WSKT mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,73 triliun pada 3 bulan pertama 2023. Pendapatan tersebut naik 0,59 persen dari Rp2,74 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari situ, WSKT mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp374,93 miliar. Rugi tersebut susut 54,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp830,63 miliar.