Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Usaha Petani Turun 24 Persen April 2023, Ini Pemicunya

BPS mencatat nilai tukar usaha petani (NTUP) April 2023 sebesar 110,92 atau turun 24 persen dibandingkan Maret 2023.
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar usaha petani atau NTUP pada April 2023 sebesar 110,92 atau turun 24 persen dibandingkan Maret 2023.

Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, hal ini terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani turun sebesar menjadi 128,64 atau lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik menjadi 115,98.

“Indeks harga yang diterima petani itu turun sebesar 0,12 persen atau lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik sebesar 0,12 persen,” kata Margo dalam konferensi pers, Selasa (2/5/2023).

Adapun, komoditas dominan yang berpengaruh terhadap penurunan indeks yang diterima petani secara nasional adalah kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan gabah.

Jika melihat dari subsektornya, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor perikanan, yaitu pada perikanan tangkap. NTUP perikanan tercatat naik sebesar 0,82 persen ditopang oleh NTUP perikanan tangkap yang mengalami kenaikan sebesar 0,93 persen.

Margo menuturkan, meningkatnya NTUP perikanan tangkap tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks untuk biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik sebesar 0,06 persen.

Sementara itu, komoditas dominan yang berpengaruh terhadap kenaikan biaya produksi dan penambahan barang modal antara lain kenaikan upah membersihkan kapal, upah penangkapan, serta tarif perbaikan dan perangkat.

Adapun, BPS mencatat, NTUP yang mengalami penurunan terdalam terjadi pada subsektor hortikultura. NTUP hortikultura tercatat turun sebesar 3,51 persen.

“Kenapa turun? Karena indeks harga yang diterima petani turun 3, 41 persen, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal naik 0,10 persen,” ungkapnya.

Sementara itu, komoditas dominan yang berpengaruh kepada biaya produksi dan penambahan barang modal di antaranya komoditas bibit kentang, upah menuai atau memanen, upah mencangkul, ongkos angkut, bibit bawang merah, dan bibit bawang daun.

BPS juga mencatat nilai tukar petani atau NTP pada April 2023 sebesar 110,58 atau turun 0,24 persen dibandingkan Maret 2023.

Margo menyampaikan, penurunan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen menjadi 128,64, sedangkan indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen atau 116,33.

“Penurunan nilai tukar petani terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen menjadi 128,64 sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen atau 116,33,” jelas Margo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper