Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode April 2023 pada siang ini, Selasa (2/5/2023).
Secara musiman, laju inflasi pada bulan yang bertepatan dengan momentum Ramadan dan Idulfitri akan mengalami kenaikan yang tinggi, seiring dengan meningkatnya permintaan di masyarakat.
Pada April 2023, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 0,37 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahunan, inflasi pada April 2023 diperkirakan mencapai 4,37 persen (year-on-year/yoy).
Josua mengatakan, peningkatan inflasi bulanan pada April 2023 terutama didorong oleh peningkatan inflasi komponen inti dan inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices).
“Sehubungan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional serta aktivitas mudik, konsumsi masyarakat cenderung meningkat sehingga mendorong kenaikan inflasi inti,” katanya kepada Bisnis, Senin (1/5/2023).
Baca Juga
Josua memperkirakan tingkat inflasi inti pada April 2023 akan mencapai 2,91 persen yoy. Selain itu, arus mudik pada momentum Idulfitri juga akan mengerek kenaikan harga transportasi udara dan transportasi darat yang mendorong peningkatan inflasi harga yang diatur pemerintah.
Di sisi lain, kondisi inflasi pangan pada April 2023 menurut Josua akan terkendali, terindikasi dari penurunan harga dari sebagian komoditas pangan seperti bawang merah sebesar -5,5 persen mtm, bawang putih -0,8 persen mtm, cabai merah -11,23 persen mtm, cabai rawit -29 persen mtm, dan gula persen -0,5 persen mtm.
“Perkembangan ini akan berkontribusi terhadap deflasi bulanan inflasi harga bergejolak,” kata Josua.
Sementara itu, beberapa harga komoditas pangan yang tercatat mengalami kenaikan harga, diantaranya beras sebesar 0,5 persen mtm, daging ayam 1,36 persen mtm, daging sapi 0,53 persen mtm, telur ayam 0,25 persen mtm.
“Namun secara keseluruhan, inflasi bergejolak pada perayaan Idul Fitri tahun ini cenderung terkendali dan stabil,” jelas Josua.
Pada kesempatan berbeda, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi bulanan pada April 2023 akan mencapai 0,35 persen mtm.
Peningkatan menurutnya disebabkan oleh kenaikan biaya jasa transportasi penumpang dan harga hotel & restoran, yang terkait dengan kegiatan mudik.
Senada, Faisal mengatakan bahwa inflasi pangan cenderung rendah meski ada momentum Lebaran. Hal ini disebabkan oleh libur Lebaran yang bertepatan dengan puncak musim panen, sehingga pasokan bahan pangan cukup memadai. Dengan demikian, kenaikan harga bahan pangan menjadi cukup terbatas.
“Dengan mempertimbangkan empat bulan pertama tahun ini, inflasi year-to-date diperkirakan mencapai 1,03 persen, lebih rendah dari 2,15 persen ytd pada Januari-April,” katanya.
Secara tahunan, Faisal memperkirakan tingkat inflasi pada April 2023 akan melemah menjadi 4,35 persen yoy, dari bulan sebelumnya 4,97 persen yoy.
Namun demikian, hal ini dipengaruhi oleh efek dasar yang tinggi pada April 2022 sejalan dengan pelonggaran aturan pembatasan Covid-19 untuk pertama kalinya sejak awal pandemi, kenaikan PPN, dan penyesuaian harga Pertamax.
Lebih lanjut, dia memperkirakan laju inflasi inti akan terus melemah dari 2,94 persen yoy pada Maret 2023 menjadi 2,82 persen yoy pada April 2023.
Hal ini mencerminkan dampak putaran kedua dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu berkurang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Selain itu terkendalinya inflasi juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung menguat, serta pertumbuhan uang beredar yang terlihat mulai normal.