Bisnis.com, JAKARTA - World Economic Forum (WEF) memprediksi hampir seperempat dari semua pekerjaan akan berubah dalam lima tahun ke depan.
Proyeksi tersebut diungkapkan dalam laporan terbaru WEF pada Senin (1/5/2023). Pekerjaan tersebut kemudian akan berubah karena tergantikan AI (kecerdasan buatan), digitalisasi, dan perkembangan ekonomi lainnya seperti transisi energi hijau dan penopang rantai pasokan.
Pasar tenaga kerja global perlu siap untuk menghadapi era turbulensi baru. Namun di sisi lain, akan ada peningkatan permintaan akan spesialis teknologi dan keamanan siber.
Lebih jelasnya, dalam studi yang diterbitkan memperkirakan AI dapat menimbulkan gangguan pasar tenaga kerja yang signifikan. Namun di lain sisi, peran analisis data besar (big data analytics), teknologi manajemen, dan keamanan siber dapat menjadi pendorong terbesar pertumbuhan lapangan kerja.
Laporan tersebut kemudian juga mengatakan bahwa aplikasi AI seperti ChatGPT yang menggunakan mesin untuk mensimulasikan penalaran manusia dan pemecahan masalah, akan memiliki dampak besar dengan menggantikan dan mengotomatiskan banyak peran yang melibatkan penalaran, komunikasi, dan koordinasi.
Berdasarkan dari studi oleh WEF, sekitar 75 persen perusahaan yang disurvei mengatakan mereka berharap untuk mengadopsi teknologi AI selama lima tahun ke depan, yang mereka perkirakan akan menghilangkan hingga 26 juta pekerjaan di posisi pencatatan dan administrasi.
Baca Juga
Sebagai catatan, studi WEF mensurvei lebih dari 800 perusahaan yang secara kolektif mempekerjakan 11,3 juta pekerja di 45 negara dari seluruh dunia.
Namun untuk saat ini, berdasarkan laporan tersebut, mengatakan bahwa AI tetap menjadi ancaman yang lebih kecil terhadap prospek tenaga kerja daripada faktor ekonomi makro lainnya seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi, krisis rantai pasokan, dan inflasi.
Peluang untuk penciptaan lapangan kerja kemungkinan besar akan datang dari investasi yang memfasilitasi transisi hijau, penerapan standar ESG yang lebih luas, dan reorientasi luas rantai pasokan global, jelas laporan tersebut.