Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Ogah Relaksasi Ekspor Bijih Bauksit, Ini Alasannya

Menteri ESDM Arifin Tasrif tetap akan memberlakukan moratorium ekspor bijih bauksit dan tidak ada rencana memberikan relaksasi.
Penambangan bauksit./Bisnis.com
Penambangan bauksit./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan moratorium ekspor bijih bauksit bakal tetap dilakukan pada 10 Juni 2023.

Arifin mengatakan pemerintah tidak berencana memberi relaksasi setelah meninjau pengerjaan smelter bauksit yang belum signifikan dari perencanaan yang disampaikan kontraktor awal tahun ini. 

“Tidak dapat relaksasi, tetap Juni [moratorium ekspor], harus dibedakan karena yang smelter tembaga kan progressnya sudah 61 persen di akhir bulan ini,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (28/4/2023).

Arifin menuturkan pengerjaan smelter bauksit hingga awal tahun ini masih belum menunjukkan kontruksi fisik yang signifikan di lapangan. Dia menemukan terdapat delapan perencanaan smelter yang belum memiliki realisasi pembangunan fisik saat ditinjau tim Kementerian ESDM akhir tahun lalu. 

Situasi itu, kata dia, membuat pemerintah enggan untuk memberikan relaksasi moratorium ekspor kepada industri hulu tambang bijih bauksit seperti yang didapat PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) pada industri tambang tembaga hari ini. 

“Kan bauksit ini [seperti] lapangan bola, lapangan bola juga ga ada rumput, ada delapan smelter yang begitu yang jadi temuan sama tim, belum ada progres,” kata dia. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga dari PTFI dan AMNT hingga Mei 2024 yang sebelumnya diamanatkan untuk dimoratorium pada 10 Juni 2023.

Seperti diketahui, aturan moratorium ekspor konsentrat tembaga itu menjadi bagian penting dari komitmen pemerintah untuk penghiliran mineral logam yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 3/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).  

Keputusan itu disampaikan Arifin selepas menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pagi tadi.

Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian ESDM pada akhir Desember 2022, terdapat tujuh smelter bauksit yang masih dalam tahap konstruksi dengan perkembangan proyek di kisaran 30 hingga 99 persen.

Sementara itu, satu smelter milik anak usaha patungan PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), PT Borneo Alumina Indonesia baru mencapai 23,67 persen.

Kedelapan smelter tersebut memiliki total kapasitas input sebesar 27,41 juta ton dan kapasitas produksi alumina sebesar 9,98 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper