Bisnis.com, JAKARTA - Alphabet Inc., induk perusahaan Google, mencatatkan kenaikan penjualan sebesar US$58,07 miliar atau setara dengan Rp861 triliun di luar pembayaran mitra pada kuartal I/2023. lebih tinggi dari rata-rata proyeksi analis sebesar US$56,98 miliar.
Alphabet berhasil membuat pertumbuhan yang positif, di mana untuk pertama kalinya unit cloud perusahaan menghasilkan laba.
Bisnis iklan pencarian Alphabet diketahui mencatat kinerja yang baik, walaupun Google menghadapi ancaman persaingan dari Microsoft dan openAI melalui percakapan chatbot dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Dalam gejolak ekonomi, iklan pencarian cenderung lebih tangguh dibandingkan pengeluaran untuk media sosial. Contohnya, pesaing seperti Facebook dari perusahaan Meta dan Snap Inc. telah mencatat penurunan yang dramatis.
Di luar dari perkiraan, situs video YouTube yang menghambat kinerja perusahaan dalam beberapa kuartal terakhir dapat berkinerja lebih baik dari perkiraan. YouTube menghasilkan pendapatan iklan sebesar US$6,69 miliar pada kuartal I/2023 atau sekitar Rp99 triliun, walaupun masih turun dari kuartal I/2022.
"Kinerja pencarian akan berfungsi sebagai indikator awal kemampuan Google untuk mempertahankan dominasinya di area yang bertanggung jawab atas sebagian besar pendapatannya," tulis analis senior Insider Intelligence Evelyn Mitchell seperti dilansir Bloomberg, Rabu (26/4/2023).
Baca Juga
Unit cloud yang diawasi ketat oleh Alphabet diketahui melaporkan laba sebesar US$191 juta atau sebesar Rp2,8 triliun. Seiring matangnya bisnis periklanan pencarian intinya, Google melihat cloud sebagai area pertumbuhan.
Alphabet mengatakan kepada investor bahwa pihaknya telah mengalihkan pelaporan beberapa biaya dari Google Cloud ke Google Services. Hal ini kemungkinan akan membantu kampanye profitabilitas jangka panjang.
Selain itu, sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya Alphabet telah melakukan pemotongan biaya untuk mempertahankan margin keuntungan perusahaan karena pengiklan memangkas anggaran mereka. Pada bulan Januari perusahaan memangkas sekitar 12,000 karyawannya.
Chief Financial Officer Alphabet Ruth Porat juga mengatakan bahwa perseroan akan tetap berkomitmen untuk memberikan pertumbuhan jangka panjang dan menciptakan kapasitas untuk berinvestasi.
“Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pertumbuhan jangka panjang dan menciptakan kapasitas untuk berinvestasi di area pertumbuhan kami yang paling menarik dengan merekayasa ulang basis biaya kami,” ujarnya.
Prat sendiri juga mengklaim bahwa Alphabet telah melihat hambatan yang berlangsung, yang perusahaan gambarkan sebagai lingkungan ekonomi makro yang terus menantang.
Alphabet mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 3 persen menjadi US$69,787 miliar atau Rp1 kuadriliun pada kuartal I/2023, dibandingkan kuartal I/2022 sebesar US$68.
Laba bersih perusahaan juga diketahui sebesar US$15 miliar atau US$1,17 per saham. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan estimasi Wall Street yakni US$1,09 per saham. Perusahaan juga menyetujui rencana pembelian kembali saham (buyback) hingga $70 miliar atau setara dengan Rp1 kuadiriliun.