Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momen Mudik Lebaran, Segini yang Bakal Diraup Ritel Modern di Daerah

Bisnis.com, JAKARTA-Saat momen mudik Lebaran, omzet ritel modern terutama di daerah diperki
Ilustrasi rumah toko (Ruko) - Freepik.
Ilustrasi rumah toko (Ruko) - Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Saat momen mudik Lebaran, omzet ritel modern terutama di daerah diperkirakan bakal melonjak signifikan. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut sedikitnya Rp63 triliun uang belanja masyarakat saat mudik bakal masuk ke gerai ritel modern.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan potensi perbelanjaan masyarakat saat mudik Lebaran bakal meningkat seiring dengan hampir 124 juta masyarakat yang melakukan mudik tahun ini atau naik 45 persen dibanding pada 2022.

“Hampir 124 juta kan yang akan mudik. Naik signifikan, hampir 34 persen. Kalau dijumlahkan dengan THR yang diberikan pemerintah kepada gabungan ASN, TNI-Polri hampir Rp38 triliun. Swasta juga hampir 30 triliun. Jadi Rp68 triliunan uang yang akan beredar selama mudik,” ujar Roy kepada Bisnis, Jumat (21/4/2023).

Dia menyatakan, dari jumlah uang yang beredar tersebut, setidaknya masyarakat akan berbelanja ke ritel modern minimal Rp500.000.

“Lebih kurang belanja masyarakat kita ambil Rp500.000 belanja masyarakat berarti ada peningkatan sekitar Rp62 triliun-an. Tapi kan belanja RP500  gak akan cukup ya, belum lagi untuk transportasi dan lain lain, mungkin bisa Rp2 jutaan,” tutur Roy.

Komisaris PT Multipolar Tbk itu meyakini, jika saat mudik, masyarakat pun akan terdorong untuk berbelanja secara offline dibanding online. Belum lagi, menurutnya saat ini kunjungan ke pusat perbelanjaan atau mall pun sudah rata-rata mencapai 100-110 persen.

“Kita optimistis jumlah peningkatan pemudik dan sekarang sudah full thr-nya juga, baik itu ASN dan swasta juga demikian. Kita yakin signifikan. Peningkatannya kalau kemarin 15 persen, sekaran bisa 30-35 persen di ritel modern,” ungkap Roy.

Lebih lanjut, dia menuturkan   bahwa tren kenaikan pengunjung ke ritel yang signifikan terjadi pada Maret dan April, saat bulan Ramadan.

"Belanja ritel itu mulai meningkat di Maret hingga April ini setelah normalisasi di dua bulan pertama 2023. Kenapa naik, karena ada bulan Ramadan ya," ungkap Roy. Kegiatan belanja pada bulan Ramadan ini dalam dua babak. Pertama, di awal bulan untuk menyediakan stok. Kedua, di akhir bulan saat THR sudah cair. Saat ini menurutnya menjadi momen-momen puncak kunjung masyarakat ke toko ritel.

"Konsumsi ritel meningkat dua season, 3-4 hari sebelum puasa, 7-10 hari sebelum lebaran. Kita ada di puncaknya sekarang. Sebelum puasa masyarakat mau siapkan stok, sementara jelang lebaran THR sudah cair ke masyarakat dan saatnya belanja," tutur Roy.

Selanjutnya, kata Roy, setelah Ramadan dan Lebaran konsumsi masyarakat diprediksi turun dan stagnan selama 3 bulan.

"Memang akan ada waktu agak turun. Pasalnya uangnya masyarakat habis setelah hari raya, kira-kira Agustus baru naik lagi setelah uang kembali terkumpul," ungkap Roy.

Kemudian pada Agustus, Roy menyebut masa-masa kampanye kemungkinan akan dimulai karena awal 2024 Indonesia akan menggelar Pemilu. Memasuki masa kampanye, biasanya belanja ritel akan meroket. Menurut pengalamannya, selama masa kampanye belanja ritel akan melonjak terkait kampanye. “5 tahunan ada peningkatan karena ada pesta demokrasi,” ucap Roy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper