Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Janet Yellen pada minggu ini akan memberikan pidatonya yang paling luas mengenai hubungan ekonomi AS dan China sejak dirinya menjabat.
Hal ini dilakukan Yellen untuk menyeimbangkan dan konfrontasi dengan China dalam masalah global yang membutuhkan kerja sama.
Mengutip dari Bloomberg pada hari Rabu (19/4/2023), dalam pernyataannya menjelang perjalanan Yellen ke Beijing yang direncanakan untuk beberapa bulan mendatang, Yellen dijadwalkan akan menyampaikan pidato pada Kamis (20/4) pagi di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Universitas Johns Hopkins di Washington.
Sebagaimana diketahui, hubungan antara AS dan China telah memburuk dengan tajam baru-baru ini. Masing-masing negara memandang satu sama lain sebagai strategi utama dan ancaman ekonomi.
“Menteri Yellen akan menegaskan bahwa dalam hubungan bilateralnya dengan China, Amerika Serikat akan melanjutkan dengan keyakinan mengenai kekuatan fundamental yang langgeng dari ekonomi kami," demikian menurut pernyataan Departemen Keuangan pada hari Selasa.
Mengutip dari Reuters (19/4/2023), Departemen Keuangan menambahkan bahwa nantinya Yellen akan membahas investasi peningkatan pertumbuhan di bidang infrastruktur, kelanjutan manufaktur semikonduktor, dan teknologi energi bersih.
Baca Juga
Pidato Yellen akan merinci mengenai prioritas ekonomi pemerintahan Biden di China termasuk mengamankan kepentingan keamanan nasional AS, mendorong persaingan yang "sehat", dan jika memungkinkan bekerja sama dalam masalah global seperti perubahan iklim, pengurangan utang, dan stabilitas ekonomi makro.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memperingatkan bahwa ketegangan antara AS dan China mendorong fragmentasi geopolitik dan berisiko merusak ekonomi global, dengan investasi asing langsung dan aliran modal lainnya semakin disalurkan ke blok negara yang selaras.
Pihak dari pejabat AS sendiri telah menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka tidak berusaha untuk memisahkan diri dari China atau membatasi pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Wakil menteri keuangan untuk permasalahan internasional, Jay Shambaugh, mengatakan kepada Bloomberg Television pekan lalu bahwa AS juga ingin memastikan kedua belah pihak dapat bekerja sama dalam tantangan global utama.