Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Pengusaha Lebih Leluasa Ekspansi

Keputusan BI menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen bakal membuat pelaku usaha lebih leluasa melakukan ekspansi.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, memberikan paparan pada Indonesia-Korea Business Dialogue di Tangerang, Senin (6/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, memberikan paparan pada Indonesia-Korea Business Dialogue di Tangerang, Senin (6/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen.

Wakil Ketua Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W. Kamdani, menyampaikan dengan adanya keputusan BI menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen bakal membuat pelaku usaha dan masyarakat dapat lebih leluasa melakukan ekspansi kinerja usaha dan konsumsi.

“Dengan demikian, ada peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya kalau kebijakan ini dipertahankan atau semakin direlaksasi hingga akhir tahun,” kata Shinta kepada Bisnis, Selasa (18/4/2023).

Kendati demikian, keputusan mempertahankan suku bunga ini tak lantas membuat pelaku usaha semakin agresif melakukan ekspansi pinjaman modal.

Shinta menuturkan, pada prinsipnya ekspansi pinjaman modal di sisi pelaku usaha umumnya didorong oleh pertumbuhan permintaan pasar, perbaikan proyeksi pertumbuhan konsumsi dalam jangka pendek-menengah, atau perhitungan RoI (return on investment) atau profit margin terhadap financing cost dari pinjaman yang diambil.

Selain itu, dia mengatakan konsekuensi terhadap pertumbuhan pinjaman produktif akan butuh waktu, setidaknya sampai ada penurunan risiko monetary tightening lebih lanjut seperti inflasi yang melandai mendekati target BI, tren pertumbuhan konsumsi domestik yang semakin menguat dalam 3-6 bulan ke depan, peningkatan permintaan riil dari pasar ekspor dan lainnya.

“Jadi tidak otomatis karena pelaku usaha sudah pasti tidak akan mengambil pinjaman baru dan bank juga pasti sulit mendistribusikan pinjaman baru pada usaha-usaha yang proyeksi return-nya lebih rendah dari beban suku bunga pinjaman yang harus dibayarkan,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, BI dalam rapat dewan gubernur (RD) pada 17-18 April 2023 memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,75 persen. Dengan demikian, BI sudah tiga kali berturut-turut menahan kenaikan suku bunga acuannya.

“Rapat Dewan Gubernur [RDG] Bank Indonesia pada 17 dan 18 April 2023 memutuskan mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen,” kata Gubernur BI Perry Wajiyo, Selasa (18/3/2023).

Keputusan tersebut konsisten dengan stance kebijakan moneter yang pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. 

Pihaknya juga meyakini, suku bunga acuan sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti terkendali dalam kisaran 2-4 persen di sisa 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper