Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada lima komoditas yang menjadi penopang kinerja ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2023.
Berdasarkan laporan BPS, total nilai ekspor Indonesia pada Maret lalu mencapai US$23,5 miliar atau meningkat 9,89 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Namun, secara tahunan atau year-on-year (yoy), perolehan ini terkontraksi 11,33 persen.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi menuturkan peningkatan ekspor Indonesia secara bulanan salah satunya ditopang oleh kenaikan sektor nonmigas sebesar 9,71 persen mtm, atau dari posisi US$20,19 miliar menjadi US$22,15 miliar
“Secara keseluruhan ekspor nonmigas ini menyumbang 94,30 persen dari total ekspor pada maret 2023,” ujar Imam dalam konferensi pers, Senin (17/4/2023).
BPS melaporkan bahwa peningkatan kinerja ekspor nonmigas ditopang oleh 5 komoditas dengan raihan nilai ekspor tertinggi pada Maret 2023.
Pertama adalah bahan bakar mineral (HS 27) yang meraup nilai ekspor US$568,8 juta atau tumbuh 14,29 persen mtm. Komoditas Kedua merupakan logam mulia dan perhiasan (HS 71) yang membukukan nilai ekspor US$528,4 juta, melesat 93,04 persen mtm.
Baca Juga
“Pada Maret 2023, bahan bakar mineral merupakan komoditas yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi, yakni sebesar US$568,8 juta atau naik 14,29 persen,” kata Imam.
Ketiga komoditas bijih logam, perak, dan abu (HS 26) dengan ekspor senilai US$218,8 juta, naik 52,28 persen mtm. Keempat adalah besi dan baja (HS 72) yang mencatatkan nilai ekspor US$141,9 juta dengan pertumbuhan sebesar 6,59 persen mtm.
Sementara itu, komoditas penopang kelima merupakan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) yang mengantongi nilai ekspor US$97,9 juta atau naik 19,48 persen mtm.