Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II berhasil mencatatkan laba bersih sepanjang 2022 setelah mengalami rugi sebesar Rp3,79 triliun pada 2021.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memaparkan setelah terdampak pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021, sektor penerbangan memasuki periode pemulihan mulai 2022.
Hal tersebut dimanfaatkan perseroan untuk memulihkan kinerja melalui beragam upaya seperti memastikan ketersediaan slot time di bandara, dan membuka rute baru serta mengaktivasi rute-rute yang sempat nonaktif bersama dengan maskapai penerbangan.
Secara kumulatif, 20 bandara AP II pada periode Januari - Desember 2022 melayani sekitar 62 juta penumpang atau naik 100 persen dari 2021 sebanyak 31 juta penumpang. Sementara untuk jumlah pergerakan pesawat naik 40 persen menjadi 510.000 penerbangan dari sebelumnya 360.000 penerbangan.
Bandara AP II yang menjadi pintu masuk destinasi pariwisata antara lain Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, lalu Bandara Raja Sisingamangaraja XII di Tapanuli Utara yang berlokasi sekitar 30 menit dari Danau Toba, kemudian Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Minangkabau di Padang, dan sebagainya.
“Pencapaian ini adalah kali pertama AP II mencatatkan laba bersih sejak pandemi COVID-19 pada 2020,” ujar Awaluddin dalam siaran pers, Jumat (14/4/2023).
Baca Juga
Dia menjelaskan raihan tersebut ditopang oleh pendapatan perusahaan yang tumbuh 54,55 persen dari Rp5,44 triliin pada 2021 menjadi Rp8,41 triliun pada 2022. Tumbuhnya pendapatan turut mengerek naik laba usaha AP II menjadi Rp934,11 miliar dari sebelumnya negatif Rp2,52 triliun.
Perseroan berhasil menorehkan laba bersih sebesar Rp91,90 miliar pada 2022. Catatan tersebut berbanding terbalik dari perolehan 2021 saat AP II merugi Rp3,79 triliun.
Sementara itu, Director of Finance AP II Hilda Savitri mengatakan kinerja positif perseroan pada 2022 juga tidak lepas dari upaya pengendalian biaya melalui program cost leadership.
Melalui program tersebut, AP II dituntut untuk efektif dan efisien guna mendukung pencapaian pendapatan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan harus tepat secara jumlah, waktu dan prioritas program.
“Pada tahun lalu AP II berhasil melakukan efisiensi beban usaha sebesar 5 persen dari 2021,” ujar Hilda.
Adapun, AP II optimistis kinerja akan semakin membaik pada 2023 sejalan dengan terus menguatnya pemulihan penerbangan nasional. AP II memproyeksikan jumlah penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif pada 2023 mencapai 73 juta penumpang atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan 2022.
Jumlah penumpang sebanyak 73 juta penumpang merefleksikan tingkat pemulihan (recovery rate) sebesar 81 persen dari 2019 saat belum ada pandemi Covid-19.