Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia: Negara-Negara Eropa Barat Perlu Bantu Pendanaan Rekonstruksi Ukraina

Bank Dunia menyatakan upaya rekonstruksi Ukraina perlu dukungan dari banyak pihak, termasuk dari negara-negara Eropa Barat.
Presiden Bank Dunia David Malpass/Reuters
Presiden Bank Dunia David Malpass/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia menyatakan kesiapannya mengambil peran dalam membangun kembali Ukraina setelah kehancuran akibat invasi Rusia. Namun, upaya ini perlu dukungan dari banyak pihak, termasuk dari negara-negara Eropa Barat.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (12/4/2023), Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia bahwa lembaganya telah memainkan peran besar dalam membangun kembali industri baja Eropa setelah Perang Dunia II dan dapat memainkan peran yang sama di Ukraina.

"Namun, jumlah [dana yang dibutuhkan] cukup besar," katanya seperti dikutip Bloomberg.

Mengacu pada estimasi terbaru, Malpass mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Ukraina membutuhkan dana hingga US$411 miliar, atau 2,6 kali lipat dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut pada 2022.

Angka tersebut meningkat tajam dari perkiraan US$349 miliar yang dirilis pada bulan September 2022 lalu.

Adapun komitmen Bank Dunia pada tahun 2022 mencapai US$75 miliar, naik 50 persen dari rata-rata.

"Bank Dunia siap untuk memainkan perannya dalam rekonstruksi, namun saya perlu menyampaikan harapan kepada dunia bahwa jumlah untuk membangun kembali sektor listrik, jalan raya, kereta api jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran neraca keuangan lembaga-lembaga keuangan internasional," ujarnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan meminta dukungan yang berkelanjutan dalam pidato virtual pada hari Rabu di hadapan para pejabat tinggi yang hadir dalam pertemuan IMF dan Bank Dunia tersebut.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa mengulangi komitmen AS untuk mendukung Ukraina selama diperlukan. Ia mengatakan bahwa dukungan dari AS dan Uni Eropa diperkirakan dapat terus berlangsung hingga akhir tahun.

Namun jika perang berlanjut, AS harus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menyediakan dukungan yang dibutuhkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper