Bisnis.com, JAKARTA - Agung Sedayu Group menargetkan untuk membuka pusat perbelanjaan atau mal baru di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat yakni Menara Jakarta Mall pada akhir 2024.
CEO Agung Sedayu Realesat Indonesia (ASRI), Alexander Halim Kusuma, menjelaskan Menara Jakarta Mall akan menjadi sebuah ikon baru di area Kemayoran dan menjadi destinasi belanja dan kuliner.
Dia menargetkan Menara Jakarta akan menjadi sebuah titik kumpul baru bagi masyarakat di sekitar Kemayoran karena nantinya akan terintegrasi dengan apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, serta hotal bintang lima.
"Target komersial untuk Menara Jakarta Mall akhir 2024, kalau untuk apartemen sudah mulai hand over," kata Alex di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
CMO Agung Sedayu Realesat Indonesia, Frans Arsianto, menjelaskan pihaknya optimistis Menara Jakarta akan prospektif ke depannya dengan potensi yang ada di kawasan Kemayoran.
Dia menuturkan, di kawasan Kemayoran memiliki letak lokasi yang strategis yang terhubung dengan daerah utara, pusat, dan selatan Jakarta. Selain itu, Kemayoran merupakan wilayah padat dengan jumlah 25.000 unit apartemen, 4 hotel dan 22 gedung perkantoran.
Baca Juga
Untuk itu, Agung Sedayu telah menetapkan konsep Menara Jakarta dengan tiga tujuan yakni kawasan komunal, nyaman, dan kompak.
"Kami di ASRI kita sudah shifting dari pusat belanja, kami menargetkan pusat komunitas, kami berusaha mendapatkan komunitas lokal yang ada di daerah sana walaupun persaingan ketat di ritel tapi kami yakin komunitas lokal di sana tetap butuh tempat bertemu dan sosial untuk mereka masing-masing," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Agung Sedayu Group melalui entitas anaknya Agung Sedayu Realesat Indonesia (Asri) menggelontorkan investasi senilai Rp7 triliun untuk membangun tower multi guna di Kemayoran.
CEO Agung Sedayu Realesat Indonesia, Alexander Halim Kusuma, menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan bangunan multifungsi terpadu atau mixed use yakni Menara Jakarta yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Ini joint venture dari kita dengan beberapa pihak lain grup Kompas, kami estimasi Rp7 triliun," ungkap Alex.