Bisnis.com, JAKARTA – Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pandemi Covid-19 dan ketidakpastian global akibat tekanan geopolitik telah memengaruhi pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah Indonesia, salah satunya investasi.
Dalam rapat evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Suharso memaparkan pertumbuhan investasi dalam komponen pembentuk PDB yakni Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) baru mencapai 3,87 persen pada 2022.
“Pertumbuhan investasi tercapainya 3,87 persen, padahal target [RPJMN 2024] sebesar 8,4 persen,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Rabu (5/4/2023).
Dalam paparannya, Kementerian PPN/Bappenas mencatat sejumlah hal yang menjadi perhatian pemerintah terkait indikator daya saing ekonomi, antara lain menurunnya pertumbuhan investasi dan stagnasi pertumbuhan dan kontribusi pengolahan terhadap PDB.
Sementara itu, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan investasi/PMTB berada di bawah target pemerintah yakni sebesar 6,1 – 6,3 persen pada 2023.
Asian Development Bank (ADB) dalam Asian Development Outlook April 2023 memperkirakan PMTB Indonesia hanya tumbuh 4 persen pada tahun ini karena adanya aksi wait and see investor yang dipicu oleh ketidakpastian global dan tahun politik.
Baca Juga
Secara nominal, investasi pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp1.400 triliun. Target ini menjadi syarat agar angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di atas lima persen.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan untuk dapat mencapai target tersebut, syarat yang dibutuhkan adalah stabilitas. Apabila selama 2023 stabilitas terjaga baik maka ekonomi Indonesia diyakini bertumbuh.
Bahlil mengatakan misi investasi pada tahun ini bakal fokus pada optimalisasi penghiliran. Menurutnya, potensi nilai investasi hilirisasi diperkirakan mencapai US$545,3 miliar dari 8 sektor prioritas dan 21 komoditas.