Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Hotel di Jakarta dan Bali Kembali Bergeliat, Ini Faktanya

Colliers Indonesia melaporkan bisnis hotel di Jakarta dan bali kembali bergeliat usai pandemi.
Ilustrasi hotel - Freepik
Ilustrasi hotel - Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Colliers Indonesia melaporkan, kinerja bisnis hotel di Jakarta dan Bali di kuartal I/2023 terus bergeliat, salah satunya didukung oleh sejumlah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan selama awal tahun ini.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, tingkat hunian atau okupansi hotel di Jakarta mengalami penurunan secara year-to-date (ytd) yakni 58,1 persen dibandingkan sebelumnya di 61,3 persen, sementara di Bali mulai meningkat yakni 60,5 persen dibandingkan 2022 di 48,9 persen.

Kendati demikian, dia memperkirakan angka okupansi akan terus meningkat, lantaran di dukung oleh event internasional seperti Asean Summit 2023 dan aktivitas persiapan jelang pemilu.

“Tahun ini, angkanya [okupansi hotel di Jakarta] turun karena baru kuartal I/2023, karena kita baru punya catatan sampai Februari. Dari Januari hingga Februari selalu jadi low season sehingga ini belum bisa jadi patokan,” katanya dalam Colliers Virtual Media Briefing Q1 2023, Rabu (5/4/2023).

Kemudian dari sisi tarif dasar kamar, ada kenaikan. Di Bali misalnya, tarifnya bahkan sudah mulai sama seperti level sebelum pandemi. Secara ytd, tarif rata-rata hotel di Bali tercatat sebesar US$122,60. Kenaikan tarif juga terjadi pada hotel-hotel di Jakarta, meski angkanya masih jauh di bawah Bali yaitu US$63,39.

Dengan adanya penyesuaian tersebut, Ferry melihat pemilik hotel sudah lebih percaya diri untuk menaikkan tarif. Sebab, sudah banyak event offline yang diadakan di hotel yang pada akhirnya mampu menarik orang banyak untuk berkunjung ke hotel.

Lalu dari sisi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, utamanya di Bandara Internasional Ngurah Rai, jumlah wisatawan yang berkunjung pada 2022 merupakan yang tertinggi yakni di kisaran 2 juta kunjungan, sejak pandemi dimulai pada 2020, meski belum mencapai angka normal.

Adapun kunjungan wisman pada awal tahun ini belum terlihat lantaran awal tahun merupakan low season untuk kegiatan pariwisata. 

“Untuk 2023 belum bisa ngomong banyak karena datanya masih sampai Januari. Kita bisa melihat setelah pertengahan tahun, bagaimana  jumlah kunjungan wisatawan itu bisa bergerak kembali,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper