Bisnis.com, GRESIK - Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur telah mencapai 56,5 persen.
Dalam pengerjaan smelter kedua miliknya tersebut, Freeport telah menggelontorkan biaya senilai US$1,83 miliar atau sekitar Rp28 triliun hingga akhir Februari 2023.
"Kemajuan total secara fisik kami di angka 56,5 persen dari rencana 56,5. Artinya, kami match dengan target, on track," kata Manager Technical Affairs & Smelter Project Support Erika Silva saat kunjungan ke Smelter Manyar di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023).
Dengan kemajuan tersebut, konstruksi fisik proyek smelter itu ditargetkan rampung pada akhir Desember 2023. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning hingga akhir Mei 2024.
"Mulai beroperasi ditargetkan akhir Mei 2024, dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir tahun 2024," kata Erika.
Adapun, proyek smelter senilai US$3 miliar atau sekitar Rp45 triliun ini bakal memiliki kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan terintegrasi dengan fasilitas precious metal refinery (PMR) dengan kapasitas 6.000 ton lumpur anoda per tahun.
Baca Juga
Produk yang dihasilkan, antara lain katoda tembaga, emas dan perak murni batangan. Selain itu, juga akan dihasilkan produk sampingan berupa asam sulfat, terak, gipsum, timbal.
Di sisi lain, Freeport juga tengah melakukan ekspansi smelter tembaga pertamanya yang dikelola oleh PT Smelting. Kapasitas inputnya saat ini mencapai sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan menghasilkan produk utama katoda tembaga sebesar 300.000 ton per tahun. Fasilitas smelter tersebut memurnikan kurang lebih 40 persen dari produksi konsentrat tembaga Freeport.
Erika menuturkan, ekspansi smelter PT Smelting ini telah mendapatkan izin Amdal dan telah menyelesaikan 65,7 persen proses engineering dan konstruksi.