Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Dikuasai Mitsubishi, Freeport Bakal Kempit Saham Mayoritas PT Smelting

PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal menguasai saham mayoritas pabrik peleburan dan pemurnian atau smelter tembaga PT Smelting
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas/JIBI-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal menguasai saham mayoritas pabrik peleburan dan pemurnian atau smelter tembaga PT Smelting yang saat ini dipegang oleh Mitsubishi Materials Corporation (MMC) dengan kepemilikan 60,5 persen saham.

Akuisisi itu menjadi bagian dari rencana PTFI bersama dengan MMC untuk meningkatkan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga PT Smelting dari 1 juta dry metric ton (dmt) menjadi 1,3 juta dmt per tahun. 

Rencana ekspansi smelter yang dioperasikan PT Smelting itu bakal ikut menambah kapasitas pengolahan konsentrat tembaga dari portofolio PTFI menjadi 3 juta dmt setiap tahunnya. Nantinya, ekspansi itu juga bakal mengubah struktur binis PT Smelting dari custom smelter menjadi smelter dengan sistem tolling. 

“Apabila digabungkan dengan smelter tembaga baru kami kapasitas 1,7 juta dmt, totalnya menjadi 3 juta dmt konsentrat per tahun dan ini cukup untuk memurnikan seluruh konsentrat tembaga yang diproduksi PTFI,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/3/2023). 

Adapun, biaya ekspansi smelter PT Smelting itu diperkirakan mencapai sekitar US$250 juta atau setara dengan Rp3,78 triliun (asumsi kurs Rp15.154 per US$), dengan target penyelesaian akhir Desember 2023. 

Biaya ekspansi itu sepenuhnya akan ditanggung oleh PTFI. Sebagai gantinya, jumlah terutang yang dipinjam PT Smelting akan dikonversi menjadi saham PTFI yang baru berdasarkan nilai buku atau debt equity swap

Setelahnya, rasio kepemilikan saham bakal berubah dengan PTFI memegang saham mayoritas 65 persen dari saat ini di posisi 39,5 persen. Sementara itu, saham MMC bakal susut ke level 35 persen dari semula di posisi 60,5 persen. 

“Di mana skema bisnis barunya di PT Smelting adalah akan menjadi mekanisme tolling,” kata Tony.

Dengan skema bisnis yang baru, kepemilikan konsentrat yang dilebur dan dimurnikan di PT Smelting adalah milik PTFI, termasuk katoda tembaga, lumpur anoda dan produk sampingan lainnya yang diproduksi tetap menjadi milik PTFI. PT Smelting menerima biaya dari PTFI sebagai kompensasi atas layanan tolling tersebut. 

Sebelum perubahan struktur bisnis, PT Smelting memperoleh pendapatan dengan membeli konsentrat tembaga dari perusahaan pertambangan, memproduksi katoda tembaga, lumpur anoda dan produk sampingan lainnya dan menjual produk tersebut kepada pelanggan. 

“Mekanisme tolling penuh terjadi pada awal 2024 di mana marketing dan kontrak penjualan untuk produk samping juga dilakukan oleh PTFI dan untuk marketing tembaga katoda dilakukan oleh PT Smelting sampai dengan 2031,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper