Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

AEM Retreat, Kemendag Bakal Balikkan Defisit Jadi Surplus dengan Thailand dan Laos

Secara keseluruhan, Indonesia berhasil mencetak surplus perdagangan dengan negara Asean, kecuali dengan Thailand dan Laos.
Rahmi Yati
Rahmi Yati - Bisnis.com 21 Maret 2023  |  19:19 WIB
AEM Retreat, Kemendag Bakal Balikkan Defisit Jadi Surplus dengan Thailand dan Laos
Wamendag Jerry Sambuaga (tengah) berfoto bersama para menteri negara Asean atau yang mewakili saat Welcome Reception for the Asean Economic Ministers di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023). Bisnis - Rahmi Yati

Bisnis.com, MAGELANG - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya mendorong surplus perdagangan dengan Thailand dan Laos lewat forum Asean Economic Ministers (AEM) Retreat ke-29.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan selama ini, neraca perdagangan Indonesia terbilang surplus terhadap hampir semua negara Asean, kecuali kedua negara tersebut.

“Dari 9 negara anggota Asean di luar Indonesia, kita cuma sedikit ada defisit dengan Thailand dan Laos. Dengan negara di Asean lainnya kita selalu surplus,” kata Jerry dalan media briefing AEM Retreat di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).

Untuk itu, dia berharap nantinya lewat gelaran ini Indonesia bisa membahas optimalisasi perdagangan dengan Thailand dan Laos.

Kendati Jerry menyebut defisit dengan Laos tak begitu besar karena volume perdagangannya memang relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara anggota Asean lainnya, diharapkan volume perdagangan itu tetap surplus.

Apalagi, sambung Jerry, selama lima tahun terakhir neraca dagang Indonesia selalu surplus dengan mayoritas negara Asean.

Dia memerinci nilai perdagangan dengan negara Asean sepanjang 2022 mencapai US$ 111,7 miliar. Nilai ekspor mencapai US$61,5 miliar dan impor senilai US$50,2 miliar yang berarti surplus di atas US$11,3 miliar.

Sedangkan untuk komoditi non migas sebesar US$ 3,92 miliar dan surplusnya pada 2023 sangat besar yakni US$78 miliar.

“Saya pikir itu salah satu yang kita dorong dan akan kita bahas di forum ini. Terpenting semua meningkat, mayoritas surplus,” ucap dia. 

Wamendag menambahkan, salah satu prioritas untuk meningkatkan volume perdagangan tersebut adalah dengan mengekspor produk yang memiliki nilai tambah dan merupakan produk jadi seperti barang elektronik, manufaktur, dan bahan-bahan olahan makanan.

Adapun dari sisi perdagangan, dia menyebut bahwa sebenarnya Indonesia bekerja sama dengan negara manapun, tidak hanya dengan Asean.

Terlebih, tuturnya, Indonesia memiliki mitra-mitra strategis baik bilateral maupun multilateral dengan kemitraan yang diwujudkan melalui perjanjian-perjanjian dagang yang selama ini sudah tercapai.

"27 perjanjian sudah signed dan ratifikasi implementasi hari ini jadi modal dagang kita untuk sekaligus memperlihatkan kepada dunia internasional sebagai Ketua Asean dengan size yang besar dan aset-aset yang dimiliki," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

neraca dagang asean surplus perdagangan surplus defisit kemendag
Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top