Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! Penggilingan Padi Menengah Kecil Masih Enggan Pasok Beras ke Bulog

Pelaku usaha penggilingan padi menengah kecil mengungkapkan harga gabah kering panen di lapangan masih di atas HPP gabah dan beras yang dipatok pemerintah. 
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha penggilingan padi menengah kecil masih belum siap memasok berasnya ke Perum Bulog untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP). Sebab, saat ini rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di lapangan masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipatok pemerintah. 

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, harga GKP di lapangan masih di atas Rp5.500 per kilogram (kg), bahkan Rp6.000 per kg.

Jika harga gabah tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah alias terus bertengger di atas Rp5.500 per kg, kata Sutarto, pelaku usaha penggilingan padi menengah kecil tidak bisa menjual beras kepada Bulog dengan harga Rp9.950 per kg, sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah.

Dia berharap agar HPP gabah dan beras segera diundangkan agar petani dan penggilingan mempunyai patokan harga yang resmi.

“Tapi ada hal yang seyogianya di lapangan ini punya pegangan, HPP harus resmi, harus dikeluarkan. Supaya masyarakat atau petani di lapangan ini tidak semaunya. Kalau memang sudah disepakati tidak liar begini [harga gabah],” ujar Soetarto saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Soetarto menuturkan, penggilingan padi menengah kecil tidak sama dengan penggilingan besar yang bisa menyerap GKP dengan harga bahkan di atas Rp5.500. Sebab, kata dia, penggilingan besar bisa menjual berasnya dengan kualitas premium, sesuatu yang tidak bisa dilakukan penggilingan menengah kecil.

Menurutnya, saat ini hanya penggilingan besar yang sudah mempunyai komitmen untuk memasok beras kepada Bulog.

“Kalau yang gede ini kan punya kesempatan menjual premium. Nampaknya ada yang merasa, kalau Rp5.700-Rp5.900 bisa ngambil [untung]. Tapi kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa. Jadi price maker ini bukan Bulog lagi. Tapi penggilingan besar,” tutur Soetarto.

Oleh karena itu, dia mengatakan, mayoritas anggota Perpadi yang merupakan penggilingan padi menengah kecil belum bisa berkomitmen untuk menyuplai beras kepada Perum Bulog.

“Temen-temen saya pun anggota Perpadi, siap dengan catatan tidak liar harga gabahnya. Jika harga gabahnya Rp5.500 untuk menyuplai Rp9.950 ke Bulog tidak masuk. Sekarang ada harga gabah di atas Rp6.000 di Sulawesi. Ini anomali juga, ini aneh, biasanya mereka paling rendah,” ungkap Soetarto.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional  (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sebanyak 25 penggilingan padi besar sudah sepakat memasok 60.000 ton beras ke Bulog menjelang Lebaran. Arief berharap, dalam waktu dekat bisa ada kesepakatan pasokan 160.000 ton beras untuk Bulog.

“Mudah-mudahan 160.000 masih bisa. Karena banyak juga penggilingan padi di tiap-tiap provinsi. Supaya membantu stok Bulog untuk membantu sebelum Lebaran,” ucap Arief kepada awak media di Kemenko Perekonomian, setelah konferensi pers tentang Kesepakatan Mitra Penggilingan Padi dengan Bulog batal digelar, Senin (20/3/2023). 

Pada Rabu (15/3/2023), Bapanas sudah mengumumkan HPP terbaru. HPP untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dipatok sebesar Rp5.000 per kg, gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp5.100 per kg, gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg, gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di gudang Bulog Rp9.950 per kg.

Selanjutnya ketentuan harga terbaru tersebut akan dituangkan ke dalam Peraturan Badan Pangan Nasional yang saat ini masih dalam proses pengundangan.

"Sekarang tinggal menunggu tanda tangan dari Pak Presiden saja karena beliau kan sedang ke Papua," ucap Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper