Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus selama 34 bulan beruntun hingga Februari 2023.
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mencapai US$5,48 miliar. Surplus ini didapatkan dari nilai ekspor yang mencpai US$21,40 miliar dan impor mencapai US$15,92 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan bahwa ekspor pada Februari 2023 turun sebesar 4,15 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), namun secara tahunan masih meningkat sebesar 4,51 persen (year-on-year/yoy).
“Secara tahunan, pada Februari 2023, ekspor masih tumbuh positif 4,51 persen, namun melambat dibandingkan tahun yang sama pada 2022 dan 2021,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Habibullah mengatakan perkembangan ekspor pada periode tersebut dipengaruhi oleh sejumlah harga komoditas yang menurun, serta perekonomian negara mitra dagang Indonesia yang melambat.
Secara bulanan, eskpor migas tercatat turun sebesar 20,26 persen mtm, sedangkan ekspor nonmigas turun sebesar 3 persen mtm.
Baca Juga
Penurunan nonmigas disebabkan terutama oleh penurunan ekspor pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 6,51 persen, komoditas logam mulia dan perhiasan permata sebesar 30,07 persen, serta bijih logam terak dan abu 29,86 persen.
Sementara itu, impor Indonesia pada Februari 2023 tercatat turun sebesar 13,68 persen secara bulanan, yang mana impor migas turun sebesar 17,19 persen dan impor nonmigas turun 13,03 persen.
Secara tahunan, impor juga tercatat turun sebesar 4,32 persen, dengan rincian impor migas turun sebesar 17,08 persen dan impor nonmigas turun sebesar 1,63 persen.