Bisnis.com, JAKARTA - Melemahnya permintaan negara-negara tujuan ekspor Indonesia membuat pemerintah harus memperluas pasar-pasar baru.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan alias Zulhas, menuturkan negara-negara tujuan ekspor Indonesia saat ini seperti negara-negara barat dan Amerika Serikat tengah mengalami pelemahan ekonomi.
Menurutnya, hal tersebut telah berdampak terhadap permintaan komoditas ekspor utama Indonesia.
“Kita mengembangkan pasar-pasar baru yang nontradisional, misalnya Bangladesh,” kata Zulhas di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Dia menuturkan, ekspor Indonesia ke Bangladesh mencatatkan realisasi surplus dagang yang patut dipertimbangkan.
Di samping itu, dia menuturkan bahwa Indonesia tengah menjalin kerja sama dagang yang intensif dengan negara nontradisional lainnya seperti India yang juga dinilai memiliki potensi yang besar, terutama untuk kendaraan dan alas kaki.
Baca Juga
Zulkifli menuturkan, pemerintah juga tengah mengincar pasar-pasar baru di Benua Afrika dan Arab Saudi yang saat ini masih mencatatkan realisasi ekspor yang rendah.
“Kita yang dulu mungkin fokusnya ke barat, ini [pasar tradisional] tentu penting, tapi kita tambah,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mencetak surplus US$3,9 miliar. Capaian tersebut naik tipis dibandingkan dengan surplus bulanan pada Desember 2022 sebesar US$3,89 miliar.
Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Januari 2023 merupakan surplus beruntun dalam 33 bulan terakhir.