Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Februari 2023 Melambat, Pengusaha: Sesuai Prediksi

Pengusaha menyampaikan pandangan soal kinerja ekspor Indonesia Februari 2023 yang turun 4,15 persen jika dibandingkan Januari 2023.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha berpandangan penurunan kinerja ekspor periode Februari 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) sudah sesuai prediksi sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2023 turun 4,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$21,40 miliar.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, mengatakan kinerja dagang Indonesia akan terkoreksi karena menurunnya harga komoditas ekspor Indonesia.

BPS mencatat penurunan terjadi pada komoditas nonmigas seperti logam mulia permata, bijih logam, terak dan abu turun, alas kaki, serta komoditas mesin dan peralatan mekanis.

“Harga komoditi dimana ada bursa komoditi memang ada koreksi harga yang selama tahun lalu naik terus,” kata Benny kepada Bisnis, Rabu (15/3/2023).

Dia memproyeksikan sepanjang 2023, kinerja ekspor akan terus melambat selama inflasi di negara-negara tujuan ekspor tidak membaik.

“Kinerja ekspor memang tahun ini menurun khususnya ke negara negara tujuan yang mengalami inflasi tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menuturkan penurunan kinerja ekspor tersebut seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab, hal ini kemungkinan akan berlanjut terus sepanjang tahun.

Menurut Shinta, ke depannya, pemerintah perlu lebih fokus meningkatkan kinerja penambahan volume ekspor (export by volume) bukan ekspor dari sisi nilai (export by value), khususnya pada komoditas semi-proses produk manufaktur.

“Kalau bisa, kita harus menggencarkan edukasi ekspor, fasilitasi ekspor dan diversifikasi produk serta pasar tujuan ekspor ke pasar-pasar non-tradisional agar demand ekspor bisa dimaksimalkan dan menjaga stabilitas pertumbuhan kinerja ekspor di tahun ini,” ucap Shinta, Rabu (15/3/2023).

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, melaporkan nilai ekspor Februari 2023 mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibanding ekspor Januari 2023. Adapun, dibandingkan Februari 2022 nilai ekspor naik sebesar 4,51 persen.

"Kalau secara yoy pada Februari 2023 ekspor masih tumbuh 4,51 persen. Namun, pertumbuhan ini melambat dibandingkan tahunan bulan yang sama 2022 dan 2021," katanya, Rabu (15/3/2023).

Dia mengatakan nilai ekspor migas mencapai US$1,19 miliar pada Februari 2023. Angka ini menurun 20,26 persen dari posisi Januari 2023 yang mencapai US$1,49 miliar. Adapun, jika dibandingkan dengan posisi Februari 2022 terjadi kenaikan 19,27 persen sebab pada saat itu nilai ekspor migas sebesar US$990 juta

Lebih lanjut, Habibullah mengatakan ekspor nonmigas menyumbang 94,45 persen dari total ekspor Februari 2023.

"Semua sektor mengalami penurunan terdalam di sektor migas turun 20,26 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan turun 9,62 persen, tambang dan lainnya turun 9,46 persen dan industri pengolahan turun 0,86 persen," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper