Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Kejatuhan SVB dan Keraguan Pengembang di IKN

Kejatuhan Silicon Valley Bank dalam waktu singkat membuat dunia ketar-ketir. Sementara itu, minat pengembang berinvestasi di IKN masih diliputi keraguan.
Nasabah mencoba membuka pintu kantor pusat Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, AS, Jumat (10/3/2023)./Bloomberg-Philip Pacheco
Nasabah mencoba membuka pintu kantor pusat Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, AS, Jumat (10/3/2023)./Bloomberg-Philip Pacheco

Bisnis.com, JAKARTA – Kejatuhan Silicon Valley Bank atau SVB, bank yang masuk dalam kelompok 20 perbankan di AS, dalam waktu singkat membuat dunia ketar-ketir. Sementara itu, minat pengembang untuk berinvestasi di IKN Nusantara masih dibayangi keraguan.

Berita tentang kejatuhan SVB dan minat investasi pengembang di IKN bersama berita lainnya disajikan Bisnisindonesia.id secara analitis dan lebih mendalam.

Berikut lima berita pilihan yang disajikan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Selasa (14/3/2023).

Kronologi Runtuhnya Silicon Valley Bank (SBV) dalam Dua Hari

Silicon Valley Bank (SVB) mendadak kolaps atau bangkrut dalam waktu sangat cepat dan menyebabkan nasabah dan investornya berada dalam ketidakpastian. 

Silicon Valley Bank kolaps setelah nasabahnya melakukan penarikan dana secara besar-besaran pada Jumat (10/3/2023) waktu setempat. Situasi tersebut menjadi kasus kegagalan bank terbesar sejak Washington Mutual pada 2008.

SVB didirikan pada 1983 dan memiliki spesialisasi pembiayaan khususnya untuk perusahaan rintisan teknologi. Bank tersebut menyediakan pembiayaan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan layanan kesehatan Amerika Serikat (AS).

Meskipun relatif tidak dikenal di luar Silicon Valley, SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas dengan total aset sebesar US$209 miliar pada akhir tahun lalu, menurut data Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).

Runtuhnya SVB merupakan imbas dari kenaikan suku bunga The Fed secara agresif. Federal Reserve telah menaikkan suku bunga sejak setahun lalu untuk menjinakkan inflasi. Kenaikan suku bunga dan biaya pinjaman yang tinggi telah melemahkan momentum saham perusahaan teknologi, yang mana menguntungkan bagi SVB.

Suku bunga yang lebih tinggi juga menyebabkan penurunan nilai obligasi jangka panjang yang dimiliki SVB dan bank lain selama era ultra low. Portofolio obligasi SVB senilai US$21 miliar menghasilkan rata-rata 1,79 persen, dibandingkan dengan imbal hasil Treasury 10 tahun saat ini adalah sekitar 3,9 persen.

Pada saat yang sama, modal ventura mulai mengering, memaksa startup untuk menarik dana di SVB. Jadi, perusahaan menghadapi kerugian dari obligasi dan pada saat yang sama terjadi penarikan dana secara besar-besaran. 

Solusi Sementara Dongkrak Serapan Beras Negara

Pemerintah menerbitkan kebijakan fleksibilitas harga pembelian gabah di tingkat petani maupun penggilingan untuk mengejar target serapan 2,4 juta ton beras sebagai cadangan beras pemerintah. Namun, aturan ini hanya berlaku sementara.

Target tersebut diutarakan kembali oleh Presiden Joko Widodo akhir pekan lalu. Perintah tersebut naik dua kali lipat dibandingkan dengan target tahun lalu yakni 1,2 juta ton, meski realisasinya jauh dari harapan. 

Saat meresmikan Sentra Penggilingan Padi Sragen di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jokowi meminta Perum Bulog menyerap gabah petani sebanyak mungkin. Langkah ini diperlukan agar cadangan pemerintah dapat mengendalikan harga di pasaran. 

Presiden mewanti-wanti Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menciptakan keseimbangan harga di antara petani, penjual dan masyarakat. 

Pada hari yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No 62/KS.03.03/K/3/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah Atau Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. 

Lewat aturan itu Bapanas menetapkan gabah kering panen (GKP) di petani senilai Rp5.000 per kilogram (kg), gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg, GKG di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di gudang Perum Bulog Rp9.950 per kg.

 

Bambang Soesatyo Minta Bangun Jalan Tol Khusus Sepeda Motor

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Kejatuhan SVB dan Keraguan Pengembang di IKN

Ilustrasi-Tol Bali - Mandara/Istimewa

Pengelola jalan tol diminta membangun jalur khusus tol yang dapat dilintasi pengendara sepeda motor seperti ruas tol Bali Mandara. 

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan pengelola tol dapat membuat jalur bebas hambatan secara terpisah yang diperuntukkan bagi kendaraan beroda dua (sepeda motor) tanpa menggunakan uang rakyat melalui APBN maupun APBD, tetapi murni dari investasi swasta.

Jalur tol khusus sepeda motor tersebut dapat dibuat di sisi kanan dan kiri ruas tol yang masih ada lahan kosongnya sehingga terpisah dari jalur mobil yang sudah ada. 

Pembangunan jalan tol khusus motor ini dapat dilakukan di berbagai ruas tol seperti di Tol Jagorawi, Tol Karawaci, Tol Depok – Antasari (Desari), Tol Cipularang, hingga Tol Trans Jawa. Kemudian jalan tol khusus motor ini bisa dibangun di Tol Jagat Kerthi Toll Road Gilimanuk –  Mengwi, Bali.

Menurut Bambang, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), pembangunan jalur sepeda motor di jalan tol bisa mendatangkan banyak manfaat. 

Salah satunya adalah membantu jutaan masyarakat yang belum mampu membeli mobil, yang banyak mengalami kecelakaan di jalan raya akibat jalan berlubang, diserempet, atau ditabrak mobil.

“Bisa mengurangi macet juga, memajukan tourism melalui touring yang dilakukan komunitas motor, menambah pemasukan bagi pengelola jalan tol, hingga mampu menekan angka kecelakaan sepeda motor di jalan raya,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (13/3/2023). 

Cara AS Hindari Dampak Sistemik Krisis Silicon Valley Bank

Kebangkrutan Silicon Valley Bank memunculkan bayang-bayang krisis besar. Otoritas Amerika Serikat tak punya pilihan di luar melakukan penyelamatan. Selain untuk menghindari terjadinya dampak sistemik di dalam negeri, kewibawaan AS sebagai pemimpin nomor satu dalam perekonomian global harus dijaga.

Faktanya, kejatuhan SVB menimbulkan kecemasan di belahan dunia lainnya. Ibarat gempa, Silicon Valley Bank tak ubahnya episentrum gempa, dengan guncangan gempa bisa dirasakan di sejumlah negara. 

Sejauh ini, SVB telah beroperasi di puluhan negara. Di luar AS, SVB tercatat berada di India, Inggris, Israel, Kanada, China, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Kondisi yang terjadi di pasar menjadi sinyal yang terlalu kuat untuk diabaikan. Federal Reserve (The Fed) pun mempertimbangkan langkah untuk menyelamatkan kondisi perbankan AS.  

The Fed dan pemerintah Amerika Serikat juga mengumumkan langkah penyelamatan bagi dana nasabah di bank tersebut. 

 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Kejatuhan SVB dan Keraguan Pengembang di IKN

Pengumuman penutupan SVB tertera di situs svb.com

Menilik Penyebab Pengembang Masih Ragu Berinvestasi di IKN

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menarik dan meyakinkan investor swasta agar turut serta dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. Terlebih, periode pemerintahan Presiden Joko Widodo akan berakhir pada 2024 sehingga diperlukan jaminan agar megaproyek pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur tetap berjalan meskipun berganti Presiden. 

Salah satu yang dilakukan pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 12/2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal Bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara yang ditunggu-tunggu investor telah diteken dan mulai berlaku sejak 6 Maret 2023.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai pengembangan IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur perlu mendapat dukungan pembiayaan atau kredit dari perbankan.

Dukungan pengembangan IKN tidak cukup hanya dengan insentif investasi yang diberikan melalui PP No. 12/2023. 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Kejatuhan SVB dan Keraguan Pengembang di IKN

Sementara itu, Real Estat Indonesia (REI) menilai insentif investasi di IKN Nusantara terbilang sudah cukup menarik. 

Namun, masih ada catatan penting yang dapat menghambat masuknya investor, terutama terkait aturan operasional yang belum diterbitkan Otorita IKN. 

Investor juga menimbang kepastian pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN. Pelaku usaha swasta, sebelum membangun proyek, akan melihat kelayakan demand atau permintaan yang ditopang oleh jumlah populasi dan tingkat daya beli konsumen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper