Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Pasar Rumah Mewah hingga Bulog Serap 1,3 Juta Ton Beras

Pasar properti hunian premium di Indonesia rupanya menggiurkan bagi para investor tajir asing jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia Pasifik.
Rumah di Beverly Hills yang dilengkapi dengan fasilitas mewah terpaksa dijual, karena dampak dari virus corona (Covid-19)./Business Insider
Rumah di Beverly Hills yang dilengkapi dengan fasilitas mewah terpaksa dijual, karena dampak dari virus corona (Covid-19)./Business Insider

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar properti hunian premium di Indonesia rupanya menggiurkan bagi para investor tajir asing jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia Pasifik.

Berita tentang pasar rumah mewah premium Indonesia menjadi primadona crazy rich menjadi salah satu pilihan redaksi BisnisIndonesia.ID. Selain itu, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Minggu (12/03/2023):

1. Pasar Rumah Mewah Premium Indonesia Jadi Primadona Crazy Rich

Pasar properti hunian premium di Indonesia rupanya menggiurkan bagi para investor tajir asing jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia Pasifik.

Berdasarkan laporan The Wealth Report Knight Frank, Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara pilihan bagi para Ultra High Net Worth Individuals (UHNWIs) atau crazy rich Australia dan Korea Selatan untuk membeli rumah. Untuk diketahui, UHNWIs adalah mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US430 juta atau setara dengan Rp463,2 miliar.

Selain Indonesia, Hong Kong, Singapura, dan Sydney tetap menjadi kota tujuan investasi utama bagi orang kaya di dunia dengan transaksi properti ultra-prime di atas US$25 juta pada tahun 2022 yang lebih baik daripada pasar global lainnya. Kemudian, 345 transaksi terjadi untuk penjualan super-prime di atas US$10 juta dan 53 transaksi untuk ultra-prime di atas US$25 juta.

Head of Research Knight Frank Asia Pasifik Christine Li mengatakan di tengah situasi perekonomian yang terus membaik pasca pandemi Covid-19, segmen properti premium juga terus menunjukan tren yang membaik.

2. Strategi Jawara ala NFCX Perluas Ekosistem Motor Listrik

Emiten produsen motor listrik grup MCAS, PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), tercatat telah melakukan sejumlah kerja sama strategis di awal tahun ini dengan beberapa mitra penting guna memacu penjualan motor listriknya.

Langkah ini menjadikan emiten ini berpeluang besar mampu mempercepat peningkatan pangsa pasarnya di industri ini, apalagi dengan adanya insentif dari pemerintah baru-baru ini. Kolaborasi NFCX ini meluas, mulai dari e-commerce hingga lembaga perbankan.

Terbaru, emiten yang memproduksi motor listrik merek Volta ini mengembangkan kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik. Sebagai penyelenggara listrik nasional, PLN memang memiliki posisi penting bagi industri kendaraan listrik.

Kolaborasi dengan PLN menjadikan langkah ekspansi perseroan akan sejalan dengan roadmap pengembangan jaringan listrik PLN, dalam hal ini terkait pengembangan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

3. Alih Kelola KA Bandara, KAI Commuter Kocok Ulang Tarif Layanan

Setelah mengambil alih pengelolaan Kereta Api (KA) Bandara Soekarno - Hatta dari PT Railink, KAI Commuter berencana menyesuaikan jadwal dan tarif untuk meningkatkan kinerja transportasi berbasis rel tersebut.

Perubahan strategi agaknya dilakukan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu untuk memikat lebih banyak penumpang dari dan ke Bandara Soetta. Namun, hasil evaluasi layanan ini masih belum final.

"Kita lagi penyesuaian layanan. Sampai akhir Maret ini masih pakai jadwal eksisting. Setelah Maret, kami lihat potensinya kembali untuk jadwal dan tarif," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Jumat (10/3/2023).

Saat ini, kereta bandara melakukan 40 perjalanan per hari dengan jam operasional mulai pukul 05.07 WIB sampai pukul 20.49 WIB. Kereta ini juga melakukan perjalanan tiap 30 menit sekali.

4. Kejar Modal Inti, BPD Makin Ramai Bentuk Kelompok Usaha Bank

Sejumlah bank pembangunan daerah atau BPD bermodal besar tengah gencar melobi BPD lainnya yang masih kekurangan modal inti untuk membentuk kelompok usaha bank (KUB) guna memenuhi ketentuan modal inti yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pembentukan KUB menjadi salah satu opsi bagi bank dalam memenuhi ketentuan modal inti yang dipersyaratkan senilai Rp3 triliun. Tenggat waktu bagi kalangan bank umum sudah berakhir pada akhir 2022 lalu, sedangkan bagi kalangan BPD diberikan batas waktu hingga akhir 2024.

Dengan menjadi anggota KUB, bank yang bermodal inti kecil dapat tetap beroperasi tanpa perlu tambahan modal segar, sebab bank yang menjadi induk KUB sudah memenuhi batasan modal inti Rp3 triliun.

Opsi KUB tidak terlalu banyak digunakan oleh kalangan bank umum dalam memenuhi modal inti. Namun, bagi BPD, opsi ini terlihat lebih masuk akal, terutama jika menimbang tantangan suntikan modal oleh pemerintah daerah yang menjadi pemegang saham terbesarnya.

5. Amunisi Bulog Serap 1,3 Juta Ton Beras Saat Panen Raya 2023

Panen raya sepanjang Maret - Mei menjadi ajang pembuktian bagi Perum Bulog untuk menyerap 1,3 juta ton beras pada tahun ini. Pemerintah menyiapkan sederet amunisi untuk mencapai target tersebut.

Langkah impor beras konsumsi pada akhir tahun lalu hingga awal 2023 agaknya menjadi pukulan bagi pemerintah. Sebab, serapan untuk cadangan pangan pemerintah tak sesuai target 1,2 juta ton.

Alhasil, impor dilakukan untuk mengamankan CBP, sekaligus secara psikologis mengendalikan harga komoditas pangan itu. Tahun ini, Bulog mendapat penugasan lebih besar untuk memastikan ketersediaan beras di gudang.

Pada panen raya kali ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Bulog untuk menjemput bola ke lapangan untuk memastikan serapan gabah petani berjalan maksimal.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa pada musim panen raya tahun lalu, petani kesulitan untuk langsung masuk ke Bulog lantaran lokasi lahan pertanian sulit dijangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper