Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Ketar-Ketir Blok Tuna, Antrean IPO, dan Rasio Utang

Berikut rangkuman beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik yang tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Ilustrasi-Canva
Ilustrasi-Canva

Bisnis.com, JAKARTA — Adanya sanksi yang diberikan Uni Eropa dan Pemerintah Inggris terhadap Rusia menjadi kabar tidak sedap bagi Indonesia. Pengembangan Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna BV berpotensi terhambat.

Padahal, persetujuan rencana pengembangan (plant of development/POD) pertama Lapangan Tuna kepada Premier Oil Tuna BV menjelang tutup tahun 2022 menjadi angin segar bagi industri hulu migas Tanah Air.

Tak hanya akan menggairahkan industri migas nasional, dengan adanya pengelolaan hulu migas di perairan Natuna, Kepulauan Riau, diyakini makin menguatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia.

Namun, Harbour Energy Plc. sebagai perusahaan induk Premier Oil Tuna BV, kini menyebutkan bahwa perusahaannya mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencana pengembangan WK migas tersebut. 

Ulasan tentang nasib Blok Tuna terkait dengan adanya sanksi dari Uni Eropa serta Pemerintah Inggris kepada Rusia, yang juga menyasar pada aset Harbour Energy di Blok Tuna, menjadi salah satu pilihan  Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Senin (13/3/2023):

 

Balik Laba Fintech hingga 'Berburu' Pemenuhan Modal Pinjol

Industri layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi atau financial technology lending (fintech lending) mampu membalikkan kinerja setelah mengalami kerugian.

Industri layanan fintech lending atau biasa juga disebut dengan pinjaman online tersebut membukukan laba bersih senilai  Rp50,48 miliar pada Januari 2023. 

Jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022, fintech lending terpantau mengalami kerugian sebesar Rp16,14 miliar. Bukan hanya itu, pada posisi Desember 2022, fintech lending juga masih rugi senilai Rp41,05 miliar.

Adapun, berdasarkan data Statistik Fintech Lending periode Januari 2023 yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (27/2/2023), perolehan laba bersih fintech lending berasal dari jumlah pendapatan operasional yang tumbuh dua digit pada Januari 2023.

 

Kabar Tidak Sedap dari Premier Oil untuk Blok Tuna di Natuna

Lewat pertemuan dengan pimpinan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) awal tahun ini, Harbour Energy menyampaikan adanya pembatasan dari Uni Eropa serta pemerintah Inggris untuk mengembangkan portofolio lapangan minyak dan gas (migas) bersama mitra Rusia yang terletak di  lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam itu. Sanksi itu juga menyasar pada aset Harbour Energy di Indonesia, Blok Tuna. 

“Rencana pengembangan itu terdampak sanksi Uni Eropa dan pemerintah Inggris yang membatasi kemampuan kami sebagai operator untuk menyediakan layanan tertentu bagi mitra Rusia kami di Lapangan Tuna,” tulis Harbour Energy dalam laporan tahunan mereka dikutip Minggu (12/3/2023).

Adapun, Blok Tuna dioperatori Premier Oil Tuna B.V. dengan hak partisipasi 50 persen. Premier Oil bermitra dengan perusahaan migas pelat merah asal Rusia, Zarubezhneft lewat anak perusahaannya, ZN Asia Ltd. yang juga memegang hak partisipasi 50 persen.

Lewat laporan tahunan itu, Harbour Energy menegaskan bakal berkoordinasi dengan Zarubezhneft untuk memastikan rencana pengembangan lapangan bisa direalisasikan tahun ini sesuai dengan lini masa yang disepakati bersama dengan SKK Migas. 

 

Penjualan Mobil Berakselerasi Lagi di Februari

Penjualan mobil pada Februari 2023 kembali berakselerasi setelah pada bulan pertama tahun ini menambah kecepatan laju. Pabrikan terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan pasar melalui serangkaian pameran dan program penjualan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan bermotor roda empat (R4) Indonesia Februari 2023 tercatat 86.954 unit, tumbuh 7,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Wholesales bertambah 5.959 unit dibandingkan kinerja pada Februari 2022 sebanyak 80.995 unit.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan kinerja tersebut merupakan tanda dari pasar otomotif di Indonesia semakin membaik, yang dipicu pertumbuhan kondisi ekonomi nasional yang kondusif.

Namun, tren kenaikan penjualan itu tidak dibarengi dengan kinerja dari sisi bulanan. Pasalnya, penjualan mobil pada Januari 2023 masih lebih tinggi dari penjualan Februari 2023.  Mengacu data yang sama, tercatat penjualan menyusut 7,6 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau Januari 2023 yang menorehkan 94.087 unit.

Akan tetapi, hal itu dinilai wajar karena perbedaan hari antara Januari sebanyak 31 hari yang lebih besar dari Februari hanya 28 hari.

 

Arah & Antrean Calon Emiten Aset Jumbo IPO

Otoritas bursa menyebut terdapat 14 perusahaan beraset jumbo dari 29 perusahaan yang mengantre untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Hal ini juga seiring dengan proyeksi IPO yang masih ramai di Indonesia hingga kuartal III/2023. 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 10 Maret 2023, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline atau daftar rencana pencatatan saham BEI. “Dari 29 calon perusahaan tercatat tersebut, dua perusahaan aset sekala kecil, 13 perusahaan aset skala menengah, dan 14 perusahaan aset skala besar,” kata Nyoman, Jumat (11/3/2022).

Meskipun, otoritas tidak menyebutkan perkiraan emisi 29 calon perusahaan tercatat tersebut. Nyoman mengatakan dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, sebanyak 6 perusahaan berasal dari sektor consumer cyclicals yang merupakan sektor dengan jumlah calon perusahaan tercatat terbanyak kali ini. Lalu, sektor basic materials, technology, transportation dan logistic masing-masing 5 perusahaan.

 

Mengukur Defisit Anggaran dan Rasio Utang Hingga 2024

Pemerintah merencakan defisit anggaran pada APBN 2024 berada di bawah 3 persen dari pendapatan domestik bruto atau PDB. Defisit anggaran pada akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Ma’ruf Amin direncanakan berkisar antara 2,16—2,64 persen dari PDB. Rancangan defisit anggaran tersebut jauh di bawah postur APBN 2022 dengan deficit anggaran direncanakan mencapai 4,85 persen dari PDB.

Seperti tertulis di laman djpb.kemenkeu.go.id, yang diunggah pada 29 Maret 2022, defisit dan pembiayaan anggaran direncanakan senilai Rp868,0 triliun atau sama dengan 4,85 persen dari PDB.

Defisit anggaran yang disusun pada 2022 merupakan langkah extraordinary melalui penerbitan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 yang telah disahkan menjadi UU Nomor 2 Tahun 2020. Perpu tersebut memberikan keleluasaan pelebaran defisit anggaran di atas 3 persen hingga tahun 2022.

“Kebijakan pelebaran defisit ini diarahkan sebagai penanganan aspek kesehatan, perlindungan sosial bagi kelompok miskin dan rentan, serta dukungan untuk dunia usaha terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah [UMKM] yang disinergikan dengan langkah realokasi dan refocusing APBN,” demikian penjelasan di laman djpb.kemenkeu.go.id, dikutip Minggu (12/3/2024).

Defisit yang umumnya ditutup dengan penarikan pinjaman, pada akhirnya akan berdampak pada dinamika rasio utang pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper