Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Pemerintah Segera Umumkan Tarif Listrik Terbaru

Kementerian ESDM tengah mengkaji sejumlah indikator penyesuaian tarif listrik untuk periode April-Juni 2023.
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji sejumlah indikator penyesuaian tarif listrik (tariff adjustment) untuk periode April-Juni pada tahun ini.

Sejumlah indikator makro yang dihitung itu berkaitan dengan kurs, Indonesia Crude Price (ICP), inflasi hingga harga patokan batu bara. Adapun, pemerintah untuk periode triwulan pertama 2023 menggunakan realisasi Agustus sampai dengan Oktober 2022 lalu.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan kementeriannya tengah mempelajari posisi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap Dolar AS awal tahun ini.

“Ya kursnya sih agak ini [melemah], bisa dilihat kan,” kata Jisman saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Kendati demikian, Jisman mengatakan, kementeriannya belum memutuskan ihwal kebijakan penyesuaian tarif listrik untuk triwulan kedua tahun ini. Menurutnya, sejumlah indikator makroekonomi pembentuk tarif setrum masih fluktuatif.

“Tunggu saja ya, orang belum ada resminya [pengumuman tarif],” tuturnya.

Pada triwulan sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menahan tarif tenaga listrik untuk 13 pelanggan nonsubsidi mengacu pada parameter makro akhir 2022.

Saat itu, realisasi parameter ekonomi makro rata-rata Agustus sampai dengan Oktober 2022 yaitu kurs sebesar Rp15.079,96 per dolar AS, Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$89,78 per barel, tingkat inflasi sebesar 0,28 persen, dan Harga Patokan Batubara (HPB) sebesar Rp920,41/kg (kebijakan harga DMO Batubara US$70 per ton).

Diberitakan sebelumnya, mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 pada perdagangan hari ini, Selasa (14/3/2023), sementara itu indeks dolar terpantau menguat ke level 103.373.

Pelemahan rupiah terjadi jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu-Kamis, 15-16 Maret 2023.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 atau turun 0,16 persen, sedangkan sejumlah mata uang Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS.

Yen Jepang melemah 0,35 persen, Dolar Singapura melemah 0,12 persen, Won Korea melemah 0,27 persen dan Peso Filipina melemah 0,20 persen. Kemudian, pelemahan juga dirasakan oleh Rupee India, Yuan China dan Bath Thailand yang masing-masing turun 0,10 persen, 0,19 persen dan 0,30 persen.

Sementara itu, Dolar Hong Kong, Dolar Taiwan, dan Ringgit Malaysia terpantau menguat, masing-masing sebesar 0,02 persen, 0,29 persen, dan 0,28 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper