Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan inflasi bahan makanan, termasuk volatile food menjelang Ramadan terjaga. Anak buah Menkeu Sri Mulyani tersebut menyampaikan inflasi saat ini menjadi tantangan untuk jangka pendek, ditambah dengan momen Ramadan dan Idulfitri 2023.
Pihaknya akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan inflasi terjaga hingga menuju di bawah 4 persen pada akhir tahun mendatang.
“Harus kami pastikan inflasi bahan makanan ini dengan segala kolaborasi yang terjadi di pemerintah pusat dan daerah kami kelola sehingga inflasi sampai akhir tahun kami harapkan akan memang menuju di bawah 4 persen,” ujarnya dalam Executive Forum Media Indonesia yang disiarkan melalui YouTube Media Indonesia, Kamis (9/3/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statisitk (BPS), inflasi Februari 2023 secara tahunan atau (year-on-year/yoy) sebesar 5,47 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terbesar yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,23 persen.
Terutama, bahan pangan berupa beras yang memiliki andil terbesar pada kelompok tersebut, sebesar 0,32 persen.
Untuk itu, Febrio memastikan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah terus berjalan dalam menjaga inflasi, terutama dengan adanya Ramadan dan Idulfitri 2023.
Baca Juga
Selain memantau harga pangan untuk meredam gejolak inflasi, pemerintah juga akan mengucurkan bantuan sosial (bansos) pangan untuk beras, telur ayam, dan daging ayam bagi keluarga penerima manfaat.
"Pemerintah kemarin telah memutuskan akan memberikan bantuan beras selama 3 bulan. Demikian pula untuk telur dan ayam ini sedang diatur regulasinya. Akan diberikan untuk 3 bulan terutama kepada desil yang mendapatkan PKH dan bantuan pangan non tunai,” ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Minggu (5/3/2023).