Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan, Pedagang Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Pangan

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia meminta pemerintah lebih serius mengantisipasi kenaikan permintaan dan harga bahan pangan menjelang Ramadan.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi) mengingatkan pemerintah bahwa permintaan bahan pangan menjelang Ramadan bakal naik lebih dari 50 persen.

Oleh karena itu, pemerintah diminta memperhatikan tahapan-tahapan kenaikan permintaan dan harga bahan pokok yang terjadi pada periode menjelang Ramadan. 

Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, fase pertama biasanya terjadi pada 3 hari sampai dengan 1 pekan menjelang Ramadhan. Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi.

“Kita memiliki masyarakat yang turun temurun berbudaya dalam menyambut awal Ramadan menyajikan makanan-makanan istimewa. Maka kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat di perbaiki,” ujarnya melalui pernyataan tertulis, Kamis (9/3/2023).

Fase kedua terjadi 7 hari sampai 3 hari menjelang Idulfitri. Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan, lalu melonjak tinggi di penghujung Ramadan menuju ke Hari Raya Idulfitri.

Menurutnya, biasanya pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan pada hari raya sehingga permintaan pun akan melonjak tinggi.

“Kami harap dalam fase ini, kita dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar. Fase kedua ini banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik lebaran,” tutur Abdullah.

Lebih lanjut, pada fase ketiga, yakni 2-3 hari setelah Lebaran di mana banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.

“Fase ini juga rawan, kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadan dan Idulfitri tahun 2023,” kata Abdullah.

Selain itu, menurut dia, kenaikan beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan ini membuat pedagang lebih kerja keras dalam melakukan distribusi pangan karena kenaikan permintaannya akan lebih dari 50 persen mulai fase pertama.

“Kami meminta pemerintah lebih aktif dan lebih serius dalam menyelesaikan persoalan harga pangan yang terjadi saat ini,” katanya.

Sementara itu, menjelang Ramadan, harga beberapa bahan pangan, seperti beras, cabai, telur ayam, hingga daging ayam mengalami kenaikan di rata-rata pasar seluruh pasar Indonesia.

Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional pada Kamis (9/3/2023) pukul 09.00 WIB, harga beras premium naik 0,82 persen dibanding sepekan lalu jadi Rp13.580 per kilogram (kg), kedelai biji naik 0,13 persen jadi Rp14.880 per kg, cabai keriting merah naik 2,70 persen jadi Rp44.440 per kg, cabai rawit merah naik 1,46 persen jadi Rp65.370 per kg.

Kemudian, daging sapi juga naik 0,74 persen jadi Rp135.050 per kg, daging ayam ras naik 1,32 persen jadi Rp33.690 per kg, telur ayam ras naik 1,37 persen jadi Rp28.030 per kg, jagung peternak naik 0,34 persen jadi Rp5.950 per kg, ikan tongkol naik 1,39 persen jadi Rp36.420 per kg, dan ikan kembung naik 1,31 persen jadi Rp40.180 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper