Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat inflasi China melandai pada Februari 2022, didorong oleh penurunan harga makanan dan komoditas. Pergerakan ini menunjukan bahwa Negeri Panda tidak akan menambah tekanan terhadap inflasi global.
Biro Statistik Nasional melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) naik 1 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), level terendah sejak Februari 2022 dan jauh di bawah perkiraan.
Sementara itu, inflasi inti turun menjadi 0,6 persen dari 1 persen, sedangkan harga produsen tetap mengalami deflasi 1,4 persen.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (9/3/2023), Kepala ekonom untuk Greater China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd Raymond Yeung mengatakan China mengalami deflasi, mengingat tingginya tingkat pengangguran dan tekanan sektor properti membebani biaya.
"Tekanan harga yang diredam di negara ini menunjukkan bahwa ketakutan akan pembukaan kembali negara ini yang mendorong inflasi global tidak terbukti," katanya.
Pemulihan ekonomi China telah berlangsung dengan cepat. Permintaan akan jasa-jasa yang melonjak serta penjualan rumah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.
Baca Juga
Meski demikian, inflasi cenderung landai karena harga makanan turun setelah liburan Tahun Baru Imlek dan harga-harga komoditi seperti minyak mentah menurun.
Harga-harga makanan secara keseluruhan melambat menjadi 2,6 persen dibandingkan dengan kenaikan 6,2 persen pada Januari. Sementara itu, biaya transportasi naik 0,1 persen, turun dari 2 persen pada awal tahun.
"Turunnya permintaan setelah liburan dan suplai yang cukup menyebabkan lemahnya angka IHK," ujar Kepala statistik NBS Dong Lijuan
Menurutnya, liburan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Januari dan bukannya Februari berarti basis perbandingannya lebih tinggi.