Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024-2026 bisa menyentuh angka 7 persen.
Hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) yang digodok dalam Forum Perangkat Daerah pada Rabu (1/3/2023).
"Kebijakan pembangunan daerah tahun 2024-2026 itu diharapkan untuk mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera dan lestari. Ini dengan empat sasaran, yaitu meningkatkan perekonomian tangguh yang berdaya saing dan berkelanjutan; meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing, berkarakter, dan adaptif; meningkatnya ketahanan sumber daya alam dan lingkungan hidup; juga terwujudnya tata kelola pemerintahan yang dinamis," jelas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno.
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah, Eddy Sulistyo Bramiyanto, menyebut pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan merupakan kunci untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen itu, Jawa Tengah disebut punya potensi mulai dari sektor usaha industri pengolahan, perdagangan, pariwisata, juga pertanian.
Namun demikian, Ekonom Universitas Diponegoro (Undip) FX Sugiyanto menyangsikan target yang dipatok Jawa Tengah itu.
Pasalnya, dalam 10 tahun terakhir, efisiensi ekonomi Jawa Tengah cenderung mengalami penurunan.
"Artinya memang, mau tidak mau, ini menjadi isu kebijakan ekonomi. Bagaimana Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ekonomi kita cenderung menurun, harus bisa kita ubah," ucapnya.
Efisiensi ekonomi tersebut menjadi kian mendesak. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin di kemudian hari perekonomian Jawa Tengah hanya boros untuk kebutuhan modal namun nilai keluaran yang dihasilkan justru minim.
"Saran saya sih, target [pertumbuhan ekonomi] tidak usah 7 persen lah. Menurut saya, antara 5,5-6,0 persen jauh lebih realistis. Itu pun pasti tidak [tercapai di] 2023, mungkin 2025 masih berani lah," ucap Sugiyanto.
Sugiyanto menambahkan, dengan target pertumbuhan ekonomi yang realistis, ada beban politik yang jauh lebih rendah bagi calon pemimpin Jawa Tengah di masa mendatang.
Lebih lanjut, dengan mengerem laju pertumbuhan ekonomi, Jawa Tengah bisa lebih fokus untuk menyelesaikan dua persoalan yang jauh lebih mendesak.
Baca Juga
"Kemiskinan dan kesenjangan, bagi saya ini mendesak. Tidak ada pilihan lain kalau soal perut," tegasnya.