Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT KCI Upayakan Impor KRL Bekas dari Jepang, Ini Alasannya

PT KCI tetap mengupayakan untuk melakukan impor KRL bekas dari Jepang kendati belum mendapatkan restu dari Kemenperin.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (19/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter menyebutkan rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas yang rencananya akan diimpor dari Jepang masih dapat digunakan hingga 15 tahun.

VP Corporate Secretary PT KCI Anne Purba memaparkan armada kereta bekas yang rencananya akan diimpor perusahaan pada umumnya memiliki masa operasi sekitar 20 – 30 tahun. Jika terealisasi, Anne memproyeksikan rangkaian kereta tersebut dapat beroperasi sekitar 15 tahun di Indonesia.

Dia menjelaskan, PT KCI juga telah melakukan persiapan jangka panjang untuk rencana kedatangan armada tersebut. Pihaknya akan menyiapkan ketersediaan suku cadang untuk kereta – kereta tersebut selama masa operasinya di Indonesia.

“Kami juga menyiapkan inovasi – inovasi anak bangsa yang dibuat pada laboratorium di Dipo KCI. Sehingga elemen – elemen yang ada di KRL itu dapat di support dan terpenuhi,” katanya.

Sementara itu, dalam upaya perawatan (maintenance) KAI Commuter juga akan berkolaborasi dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA.

Anne menambahkan, rangkaian kereta yang diimpor itu tidak akan langsung dioperasikan setelah datang dari Jepang. KCI dan juga PT INKA akan melakukan sejumlah pengujian dan perawatan untuk memastikan kelancaran operasional masing – masing rangkaian.

KCI juga akan melakukan perubahan perubahan seperti pemasangan bangku, penggantian penyejuk udara (air conditioner), pengecatan badan dan interior kereta, dan lain lain.

Selanjutnya, PT KCI juga telah mempersiapkan spesifikasi teknis baik untuk rangkaian kereta baru yang dipesan perusahaan maupun rangkaian impor bekas dari Jepang. Hal tersebut dilakukan guna mengerek naik Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kami berupaya kandungan TKDN bisa lebih dari 40 persen walaupun dia bukan kereta baru, sehingga kami ikut terlibat dalam mendukung komponen lokal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper