Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suram! Pabrik Sepatu Nike dan Adidas PHK 6.000 Karyawan di Vietnam

Pabrik Nike dan Adidas, berencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 6.000 karyawan di Vietnam.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis.com, JAKARTA - Pou Chen Corp Taiwan, perusahaan pembuat sepatu olahraga untuk Nike dan Adidas, berencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 6.000 karyawan di pabriknya yang berada di Kota Ho Chi Minh di Vietnam.

PHK massal dilakukan seiring dengan melemahnya permintaan dari berbagai negara. Dua pejabat lokal yang mengetahui rencana perusahaan mengatakan pabrik perusahaan Pouyuen Vietnam akan memangkas 3.000 pekerjaan bulan ini.

Selain itu, perusahaan juga berencana tidak memperpanjang kontrak kerja untuk 3.000 pekerja lagi pada akhir tahun ini, kata para pejabat yang menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media seperti dilansir Reuters, dikutip Rabu (22/2/2023).

Pabrik Pouyen Vietnam memasok sepatu ke perusahaan global seperti Nike Inc. dan Adidas AG dan merupakan salah satu pemberi kerja terbesar di Kota Ho Chi Minh, dengan 50.500 pekerja.

Pou Chen mengatakan pabrik Vietnam berencana untuk memangkas tidak lebih dari 3.000 staf dalam putaran terakhir PHK di tengah ketidakpastian prospek makroekonomi dan dampaknya terhadap operasi akan terbatas.

"Perusahaan akan dengan hati-hati menanggapi perubahan dinamis dalam lingkungan bisnis," kata Pou Chen dalam pengajuan ke bursa Taiwan.

Saham Pou Chen sendiri turun 1,2 persen pada perdagangan sore hari waktu setempat. Rencana pemutusan hubungan kerja menandai titik balik bagi perusahaan yang pada 2021 menghadapi kekurangan tenaga kerja dan gangguan manufaktur di Vietnam akibat pandemi Covid-19.

Negara Asia Tenggara adalah pusat global untuk manufaktur dan ekonominya pada 2022 tumbuh dengan laju tercepat dalam beberapa dekade, tetapi para ekonom telah memperingatkan adanya hambatan, dengan melemahnya permintaan global.

Ekspor Vietnam pada Januari turun 26 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan impor turun 24 persen. Penurunan impor dapat mengindikasikan kontraksi masa depan dalam produksi industri karena perusahaan melakukan efisiensi bahan dan peralatan untuk produksi.

Tidak hanya di Vietnam, gelombang PHK juga banyak terjadi di pabrik sepatu dan tekstil dalam negeri. Hal ini terjadi akibat perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi di negara tujuan ekspor.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melaporkan bahwa ekspor sepatu Indonesia ke negara-negara mitra tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa akan anjlok sebesar 50 persen di 2023. Tidak hanya sepatu, anjloknya ekspor juga bakal terjadi pada produk garmen sebesar 30 persen.

“Sekarang sudah ada imbasnya, ekspor tujuan kita mengalami pelemahan ekonomi, Amerika Serikat, Uni Eropa udah menurun. Saya dilaporin sektor sepatu drop 50 persen orderannya, garmen 30 persen,” kata Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani saat ditemui di Sekretariat Apindo, Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengungkapkan akibat dampak buyer pemesan telah mengurangi permintaan dan PHK sendiri sudah mencapai 20.000 pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper