Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Pemerintah Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan

Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain mendorong penguatan ketahanan pangan, akselerasi implementasi lumbung pangan, dan perluasan kerja sama antar daerah.
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah terus memperkuat kebijakan dan upaya pengendalian inflasi, terutama menjelang periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional Idulfitri pada April mendatang. 

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), Senin (20/2/2023).

Airlangga mengatakan, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah yaitu mendorong penguatan ketahanan pangan, akselerasi implementasi lumbung pangan, dan perluasan kerja sama antar daerah.

“Dan mendorong ketersediaan data pangan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat komunikasi, juga untuk mendukung ekspektasi masyarakat,” katanya.

Airlangga mengatakan, pemerintah optimistis tingkat inflasi domestik pada tahun ini akan terjaga dalam kisaran 2 hingga 4 persen, dengan inflasi pangan yang terkendali pada kisaran 3 hingga 5 persen.

“Yang dibahas tadi juga [dalam rapat TPIP] terkait volatile food, utamanya di hari besar keagamaan dan secara khusus kita bicara mengenai ketersediaan beras dan target inflasi volatile food pada kisaran 3 hingga 5 persen,” jelasnya.

Dalam upaya menjaga inflasi pada sasarannya 2–4 persen, Airlangga menambahkan, pemerintah akan terus menggalakkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), bekerja sama dengan BI dan pemerintah daerah.

Selain itu, kegiatan pasar murah, kerja sama antar daerah, subsidi ongkos angkut, gerakan tanam cabai, replikasi modal bisnis, penguatan digitalisasi dan koordinasi, juga akan terus dilanjutkan. 

Airlangga mengatakan, GNPIP yang terus digalakkan pemerintah terbukti telah berhasil menurunkan inflasi pangan yang sempat mencapai 11,7 persen pada 2022 menjadi 5,61 persen.

Pemerintah pun, imbuhnya, telah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp104,2 triliun untuk kementerian dan lembaga (K/L) maupun non-K/L.

“Kedepan, pemerintah dan BI, baik pusat maupun daerah, terus mendorong sinergi agar inflasi IHK [Indeks Harga Konsumen] dan inti tetap dalam sasaran 2023. Ini merupakan momentum untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan inflasi yang terjaga diharapkan menjadi pondasi perekonomian di 2023,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper