Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) berencana untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi mineral dan batu bara (Minerba) setelah pandemi melandai pada tahun ini.
SVP Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf mengatakan komitmen itu diambil untuk memenuhi target penguasaan cadangan strategis nasional lebih dari 25 tahun mendatang.
Berdasarkan data kepemilikan minerba MIND hingga 2019, grup holding tambang pelat merah itu menguasai 8,3 persen cadangan batu bara nasional, nikel sebesar 10 persen, bauksit 2,1 persen dan timah mencapai 14,3 persen.
“Kami akan lebih agresif, apalagi pascapandemi Covid-19, kondisinya sudah lebih baik dan kondusif bagi Grup MIND ID untuk bisa lebih berkembang dari sebelumnya,” kata Heri saat dihubungi, Minggu (19/2/2023).
Komitmen itu, kata Heri, juga diarahkan untuk eksplorasi bahan baku baterai listrik seperti lithium. Menurut dia, industri baterai kendaraan listrik saat ini masih bergantung sepenuhnya dari impor.
“Oleh karena itu, kami pun fokus untuk pencarian sumber tambang utk mendukung ekosistem EV Battery, seperti lithium tersebut,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia Arya Rizki Darsono mengatakan realisasi investasi kegiatan eksplorasi Minerba yang direncanakan sebagian besar perusahaan tambang terbilang minim.
Rizki menerangkan rendahnya investasi pada kegiatan eksplorasi yang disampaikan perusahaan setiap tahunnya lewat rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) itu disebabkan karena ketidakpastian hukum di lapangan.
“Faktor penyebabnya tidak selalu terkait biaya, tetapi faktor di lapangan seperti isu lahan, sosial, lingkungan juga banyak sumber daya yang ada di dalam hutan,” kata Rizki saat dihubungi Minggu (19/2/2023).
Situasi itu, kata Rizki, membuat komitmen investasi pada sisi eksplorasi minerba terbilang minim setiap tahunnya.
Padahal, komitmen investasi pada sektor minerba tahun belakangan mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah pelandaian pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor minerba mencapai di angka US$5,69 miliar atau 113,5 persen dari target yang ditetapkan US$5,01 miliar sepanjang 2022.
Adapun realisasi investasi untuk kegiatan eksplorasi hanya berada di kisaran US$261,36 juta atau hanya 5,2 persen dari keseluruhan investasi sektor mineral dan batu bara tahun lalu.
Seperti diketahui hingga 29 Desember 2022, terdapat 41.350 permohonan penyelesaian perizinan mineral dan batu bara. Sementara Kementerian ESDM hanya menyetujui 14.256 permohonan. Sisanya sekitar 22.462 permohonan ditolak, 4.302 permohonan dikembalikan dan 429 permohonan masih diproses.
Di sisi lain, Kementerian Investasi telah mencabut 1.981 izin usaha pertambangan (IUP) hingga akhir 2022. Sementara terdapat 443 perusahaan yang mendapatkan kembali IUP.
Belum lama ini, lembaga riset Fitch Solutions menyatakan sektor tambang di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan negara produsen tambang lainnya di Asia Pasifik.
Selain soal kepastian hukum, Fitch Solutions menyoroti kecilnya dana eksplorasi tambang di Indonesia.