Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan farmasi Spanyol Grifols berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 2.300 karyawan atau sekitar 8,5 persen dari total tenaga kerja perusahaan.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (16/2/2023), manajemen Grifols mengatakan langkah PHK ini dilakukan untuk memangkas pengeluaran hingga US$427 juta atau Rp6,46 triliun per tahun. Dari 2.300 karyawan yang terkena PHK, 2.000 di antaranya merupakan karyawan di lini usaha utama perseroan yang memproduksi obat-obatan dari plasma darah di AS.
Sementara itu, perusahaan juga akan memangkas 300 karyawan di AS dan Spanyol dalam rangka efisiensi fungsi-fungsi perusahaan, yang mencakup sentralisasi dan otomatisasi alur pekerjaan.
Dengan langkah PHK ini, Grifols diperkirakan menghemat sebesar 100 juta euro atau sekitar Rp1,623 triliun yang akan tercermin dalam neraca keuangan tahun 2023, sementara 300 juta euro sisanya akan ditambahkan pada neraca tahun 2024.
Grifols memiliki sekitar 27.000 karyawan di 30 negara dengan AS sebagai pasar utamanya, sedangkan jumlah karyawan di Spanyol mencapai 4.300 orang.
Keputusan PHK ini memperpanjang masa sulit menjalankan bisnis selama pandemi Covid-19 ketika pengumpulan darah terhenti di banyak negara.
Baca Juga
Selain itu, kurangnya pasokan plasma menekan kinerja Grifols pada 2020-2021 karena pengumpulan darah anjlok di seluruh dunia selama pandemi.
Laba bersih semester pertama 2022 turun 46 persen (year-on-year/YoY) menjadi 143,6 juta euro karena akuisisi aset, meskipun pendapatan dan pengumpulan plasma meningkat.